Benteng Kuto Besak

Lokasi: Jl. Sultan Mahmud Badaruddin 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113
Map: Klik Disini
HTM: Rp.5.000
Buka Tutup: 24 Jam

Menjelang pelaksanaan Asian Games 2024, Kota Palembang terus berbenah, karena Ibukota Provinsi Sumatera Selatan ini memang dijadikan sebagai salah satu lokasi untuk menggelar berbagai macam pertandingan olah raga yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia.

Diantara tempat-tempat yang mendapatkan perhatian khusus, Benteng Kuto Besak adalah salah satu diantaranya.

Landmark ini menjadi sangat penting, karena selain merupakan pusat keramaian dan menjadi tempat berkumpul warga sekitar, juga merupakan objek wisata yang tidak hanya dikenal di dalam negeri tapi juga kerap dikunjungi wisatawan dari manca negara.

foto by instagram.com/aniek_neal

Lebih dari itu, Benteng Kuto Besak merupakan bangunan tempo dulu yang menjadi cagar budaya sekaligus kebanggaan masyarakat Sumsel, karena bangunan ini merupakan peninggalan Kerajaan atau Kesultanan Palembang Darussalam yang menjadi saksi sejarah akan kebesaran Palembang pada masa lampau.

Sejarah Singkat
❤️

Benteng Kuto Besak merupakan pusat Kesultanan Palembang yang dibangun Sultan Mahmud Badaruddin I, yang kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan Mahmud Bahauddin. Saat dipimpin Sultan Mahmud Bahauddin inilah Kesultanan Palembang maju pesat di segala bidang.

Pemikirannya yang praktis dan realistis, membuat Palembang menjadi bagian dari perdagangan internasional. Sedang pemahamannya yang dalam akan ilmu agama, menjadikan Palembang sebagai salah satu sentra agama di Nusantara.

Kemajuan Kesultanan Palembang yang begitu pesat tersebut tidak terlepas dari dipindahkannya Keraton Kuto Lamo yang berada di daerah pedalaman ke Kuto Besak yang ada di pinggir Sungai Musi.

Benteng Kuto Besak mulai dibangun sekitar tahun 1780. Tidak diketahui jelas, siapa yang menjadi arsiteknya, namun untuk pelaksana pengawasan pekerjaan, dipercayakan kepada warga keturunan Tionghoa.

foto by instagram.com/ahmad_rasyid27

Material untuk membangun benteng ini, berupam batu bata yang direkatkan dengan batu kapur dari Pedalaman Sungai Ogan yang dicampur dengan putih telur. Butuh waktu sekitar 17 tahun untuk menyelesaikan Kuto Besak, sebelum akhirnya ditempati secara resmi pada 21 Pebruari 1797.

Lanjut:  Monumen Perjuangan Rakyat Monpera

Saat itu, Kuto Besak ibarat berdiri di atas ebuah pulau, karena benteng ini dikelilingi oleh beberapa Sungai. Selain Musi, sungai lain yang mengelilinginya adalah Sungai Sekanak, Tengkuruk dan Kapuran. Namun sekarang hanya tinggal Sunbgai Musi dan Sungai Sekanak saja yang tersisa, karena yang lainnya telah mengering.

Struktur Bangunan
❤️

foto by instagram.com/ssci.palembang.sumsel

Benteng dengan arsitektur bergaya art deco ini berbentuk persegi panjang dan menghadap ke arah Tenggara, tepatnya ke Sungai Musi dengan ukuran 288,75 x 183,75 meter2.

Pada setiap sudut benteng terdapat bastion dengan bentuk trapesium di sudut Timur, Utara dan Selatan, sedang bantion yang ada di sudut Barat berbentuk segi lima.

Kuto Besak memiliki 3 pintu gerbang, yaitu pintu gerbang utama yang ada di sisi Tenggara, serta pintu gerbang tambahan yang ada di sisi Barat Laut dan Timur Laut. Celah intai menghiasi sepanjang dinding benteng ini yang bentuknya semakin dalam semakin mengecil.

foto by instagram.com/queenbe1205

Sisi depan benteng terdapat “tangga dalem” yang digunakan Sultan untuk menuju ke dermaga Sungai Musi dan di bagian ujung dari tangga dalem tersebut terdapat “tangga raja” yaitu gerbang yang beratap limas.

Di depan Kuto Besak ada sebuah alun-alun yang dinamakan “meidan”, sedang di dekat pintu gerbang utama diletakkan meriam-meriam dengan posisi berjajar. Bangunan yang disebut “pamarakan” atau “pasebahan” dapat ditemui di sisi kanan gerbang.

Bangunan ini merupakan tempat menyampaikan “seba” dan tempat untuk menggelar upacara kebesaran. Karena itu pada bangunanan pamakaran dilengkapi dengan “balai seri” atau “balai bandung”, berupa tempat duduk Sultan.

foto by instagram.com/genpisumsel

Sisi dalam benteng disebut “rumah sirah” atau “dalem” yang dijadikan sebagai tempat tinggal Sultan. Dalem ini memiliki beberapa bangunan yang dikelilingi tembok berlapis dua.

Salah satu dari bangunan dalem tersebut digunakan oleh Sultan untuk melihat Sungai Musi dan seluruh area keraton. Sedang di bagian belakang dalem, terdapat bangunan keputren yang dilengkapi pemandian berbentuk segiempat.

Lanjut:  10 Penginapan Murah di Danau Ranau Mulai Rp.250.000 Daerah Oku Selatan dan Lampung Barat

Setelah Kesultanan Palembang Darussalam hanya tinggal nama, Palembang oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan sebagai daerah administrasi dan Kuto Besak merupakan pusat pemerintahannya.

Tempat ini juga sempat dijadikan sebagai instalasi militer dan tempat tinggal para perwira militer, pejabat pemerintahan serta Komisaris Hindia-Belanda.

Sekitar tahun 1930-an, di bagian Selatan benteng dibangun sebuah rumah sakit yang hingga kini masih berdiri dan dikenal dengan nama R.S AK Gani. Sedang bagian dalam benteng, kini dimanfaatkan oleh Komando Daerah Militer (KODAM) II Sriwijaya, sehingga pengunjung tidak dapat masuk ke dalam dan melihat seluruh bagian benteng.

Menikmati Keindahan
❤️

foto by instagram.com/yansa202_

Meskipun tidak dapat melihat bentuk bangunan benteng secara detail, pengunjung akan dapat menyaksikan kemegahan dari bangunan ini dengan berada di pelatarannya atau yang dikenal dengan nama Plaza Benteng Kuto Besak (KBK).

Di tempat ini pula pengunjung dapat menyaksikan indahnya suasana Kota Palembang, mulai dari hamparan sungai Musi yang berhias lalu-lalang kapal di tengahnya hingga sejumlah landmark yang ada di kejauhan, salah satu diantaranya adalah Jembatan Ampera dengan warnanya yang merah menyala.

Indahnya pemandangan yang dilihat dari tempat ini, membuat KBK setiap hari ramai dikunjungi warga setempat, terutama pada sore dan malam hari. Selain melihat suasana Kota palembang dari kejauhan, di sini pengunjung juga dapat berjalan di sekeliling Plaza Benteng Kuto Besak sambil menikmati berbagai macam kuliner dari para pedagang kaki lima.

foto by instagram.com/raf2909

Diantara para pedagang makanan tersebut, yang cukup mengundang perhatian adalah pedagang mie tektek.

Hal tersebut selain disebabkan karena jumlah penjualnya yang lebih banyak dibanding penjual makanan yang lain, juga karena semua pedagang mie tektek menggunakan tempat duduk berupa kursi-kursi kecil berwarna-warni sehingga cukup menarik untuk dilihat.

Sentra kuliner lainnya adalah dermaga point yang merupakan pelabuhan di dekat KBK. Dermaga berlantai dua ini diisi sejumlah tenant yang menjual aneka franchise food mulai dari ayam goreng, donut, roti, pizza serta yang lain.

Lanjut:  OPI Water Fun, Punya Seluncuran Sepanjang 111 Meter

Karena menjadi tempat keluar masuknya kapal yang oleh warga Palembang disebut Ketek, wisatawan yang ingin berkeliling Sungai Musi, harus terlebih dahulu menuju ke dermaga point. Itu sebabnya tempat ini menjadi favorit anak-anak muda untuk nongkrong dan melihat para penumpang yang keluar masuk kapal.

foto by instagram.com/hernawatikinanti

Bagi yang ingin bersantap dengan suasana berbeda, restoran terapung “River Side” bisa menjadi pilihan. Lezatnya makanan ditambah romantisnya suasana yang dihadirkan Sungai Musi di sekeliling restoran, membuat Riverside sangat pas untuk dijadikan tempat bersantap pasangan yang sedang dimabuk asmara.

Terlebih pada malam hari. Suasana romantis tersebut semakin terasa lewat kerlap-kerlip lampu kapal di kejauhan yang menyerupai kerlap-kerlip lilin.

Semakin malam, suasana yang menyelimuti Plaza KBK memang semakin menghanyutkan. Gemerlap lampu taman, gedung-gedung di kejauhan, lampu yang menghiasi Jembatan Ampera serta lampu dari kapal-kapal yang berlalu lalang di tengah Sungai Musi terlihat semakin indah saat dipantulkan oleh air sungai.

Suasana yang sangat romantis tersebut akan lebih terasa jika dinikmati di atas permukaan air dengan menyewa kapal dari para nelayan.

Dengan harga sewa sebesar Rp.50.000 pengunjung sudah bisa berkeliling Sungai Musi dengan menggunakan kapal. Bagi yang datang bersama rombongan, ongkos sewa tersebut bisa ditanggung bersama, karena kapasitas kapal dapat menampung hingga 10 orang.


Satu pemikiran pada “Benteng Kuto Besak”

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!