Yuk Berkunjung ke Makam Raja Tersohor Majapahit di Candi Ngetos Kabupaten Nganjuk

Lokasi: Jl. Ngetos-Berbek, Selopuro, Ngetos, Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64474
Map: KlikDisini
HTM: Rp. 5.000,-
Buka/Tutup: 06.00 – 18.00
Telepon: 0852-3362-1649

foto by instagram.com/wi_cha/

Jika sedang berada di Jawa Timur, jangan lupa untuk mengunjungi candi-candinya. Karena disanalah dahulu terletak ibukota Kerajaan Majapahit pada abad 13 – 15 Masehi. Tepatnya di Kecamatan Trowulan, Mojokerto.

Namun jangan salah. Ternyata bangunan bersejarah tersebut tidak hanya di temui di Trowulan saja. Banyak peninggalan sejarah lain yang bisa kita jumpai di kota-kota lain di Jawa Timur.

Sebagian besar merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Raja Hayam Wuruk sendiri, sebagai raja terbesar Majapahit, tidak di harmakan di wilayah Ibukota kerajaan.

foto by instagram.com/dzofar/

Namun di sebuah candi di wilayah Kabupaten Nganjuk, yaitu di Candi Ngetos. Peninggalan bersejarah tersebut memiliki ciri-ciri khusus sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit.

Diantaranya adalah susunan candi yang terbuat dari batu bata merah. Sebagian besar peninggalan jaman Majapahit merupakan candi-candi berbahan batu bata merah.

Kemudian adanya unsur perpaduan seni bangunan antara agama Budha dan Hindu atau biasa disebut Siwa Budha. Namun pada candi tersebut ditemukan 2 buah arca yaitu arca siwa dan arca wisnu.

foto by instagram.com/kajengbaskara/

Selain itu, fungsi utama candi-candi di Jawa Timur pada jaman Majapahit adalah untuk pendharmaan seorang raja, bukan sebagai tempat ibadah keagamaan seperti candi di Jawa Tengah.

Sebagaimana Candi Ngetos, sebagai tempat pendharmaan atau disimpannya abu jenazah Raja Hayam Wuruk.

Bangunan kuno dengan ketinggian kurang lebih 10 meter tersebut telah mengalami kerusakan parah. Atap bangunan sudah tidak ada dan dari 4 buah Kalamakara yang ada di atas pintu masing-masing candi, hanya tersisa satu saja.

foto by instagram.com/i.alfian/

Kalamakara ini befungsi sebagai penolak bala. Diyakini pada masa lalu bahwa bentuk menyeramkan dari wajah Kalamakara dapat mengusir roh-roh jahat. Juga sebagai bentuk pengaruh dari budaya Hindu di India.

Lanjut:  Gak Perlu Ke Bali, Beberapa Pantai Indah di Wilayah Jawa Timur Ini Juga Begitu Mempesona

Di bagian bawah kedua sisi Kalamakara ini terdapat sebuah hiasan berbentuk spiral yang indah. Hiasan ini masih tersisa beberapa saja.

Bagian kaki candi juga sudah tidak utuh lagi. Relief-relief yang ada di sisi candi juga tinggal satu buah saja yaitu di sisi selatan candi. Bahkan tangga menuju ke pintu candi dari bawah sudah tidak berbentuk.

foto by instagram.com/aimahasana10/

Terdapat bentuk-bentuk berupa pigura yang mempel baik disisi kaki candi maupun di bagian bawah dari tubuh bangunan. Juga ada hiasan berbentuk ketupat didalamnya.

Menurut kisah mitos atau cerita sejarah dari masyarakat setempat. Pembuatan candi tersebut atas perintah Raja Hayam Wuruk pada abad 15 Masehi.

Salah satu paman Raja Hayam Wuruk adalah Raja Negeri Ngatas Angin bernama Raden Condromowo yang bergelar Raden Ngabei Selopurwoto.

foto by instagram.com/nganjukistimewa/

Diceritakan bahwa sang Raja sering berkeliling negeri-negeri yang masih berada dalam wilayah Majapahit.

Ketika Raja Hayam Wuruk berkunjung ke Negeri Ngatas Angin, beliau berpesan kepada pamannya untuk membuatkan sebuah bangunan tempat pendharmaan di Ngetos.

Kemudian Raden Ngabei Selopurwoto memerintahkan Empu Sakti Supo untuk mendirikan candi tersebut di wailayah Negeri Ngatas Angin, tepatnya di Ngetos yang lokasinya berhadapan dengan Gunung Wilis.

foto by instagram.com/susiay/

Gunung ini serupa dengan gunung suci Mahameru. Dengan kesaktiannya Empu Sakti Supo dapat menyelesaikan pembangunan candi dalam waktu singkat.

Raja Hayam Wuruk kemudian berwasiat bahwa ketika beliau mangkat agar jenazahnya di bakar. Abu jenazah tersebut kemudian di letakkan di Candi Ngetos.

Konon dahulu di dalam bangunan kuno ini terdapat sebuah artefak lain berupa 2 buah arca, sebuah paidon (tempat meludah) dan sebuah baki. Kesmuanya terbuat dari kuningan.

foto by instagram.com/soeyantorobby/

Menurut N.J.Krom, seorang sejarawan asal Belanda, Candi Ngetos merupakan sebuah kompleks bangunan kuno. Dimana ada sebuah bangunan lain yang ukurannya lebih kecil dari bangunan utama namun memiliki bentuk yang sama.

Lanjut:  10 Rekomendasi Gunung Berapi di Daerah Jawa Timur Yang Sangat Cantik Ini Menjadi Buruan Pendaki

Namun bangunan tersebut kini sudah tidak ada lagi alias sudah hancur dimakan usia. Bangunan tersebut dinamakan Candi Tajum.

Sesuai dengan keterangan di Kitab Negarakretagama bahwa Pendharmaan Raja Hayam Wuruk berada di Tanjung. Akhiran “ng” adalah sama dengan pengucapan dengan akhiran “m”.

Diperkirakan di Candi Tajum itulah abu jenazah sang Raja di simpan.

Jam Operasional dan Fasilitas

foto by instagram.com/adityarevianur/

Bangunan kuno ini di buka untuk umum pada jam 06.00 hingga jam 18.00. Tidak banyak fasilitas publik yang disediakan pemerintah setempat di lokasi bangunan ini.

Hanya ada bangunan pagar besi yang mengelilingi bangunan kuno ini. Itupun tidak menyisakan ruang yang luas di pelataran bangunan. Sehingga jarak antara bangunan dan paga sangat dekat.

Hal ini disebabkn posisi candi yang dikelilingi perumahan padat penduduk. Hanya ada fasilitas publik berupa masjid dan puskesmas desa Ngetos yang berada tak jauh dari sini.

Lokasi dan Rute ke Candi Ngetos

foto by instagram.com/bobysuryapr/

Lokasi bangunan kuno ini berada di alamat Jl Ngetos-Brebek, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Dari pusat Kota Nganjuk, kita bisa berkendara ke arah selatan. Yaitu ke arah Kecamatan Brebek. Kemudian menuju Kecamatan Ngetos di Jl. Ngetos Brebek.

Di tengah perjalanan kita akan langsung menjumpai lokasi wisata sejarah tersebut di sisi kiri jalan


Lanjut:  6 Hal Penting Jika Mau Menikmati Liburan di Food Junction Grand Pakuwon Surabaya

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!