Curug Sawer Sukabumi, Jembatan Gantungnya Jadi Spot Foto Favorit

Foto By @gustian_zulkarnain

Lokasi: Kampung Cijagung, Desa Gede Pangrango, Kec. Kadudampit, Kab. Sukabumi 43153
Map: Klik Disini
HTM: Rp.15.000 (Dewasa), Rp.10.000 (Anak-anak)
Buka Tutup: 07.00 – 18.00 WIB
Telepon: 0895 1643 4633

Banyaknya tempat wisata air terjun di daerah Jawa Barat dan Banten, bukanlah sesuatu yang aneh, karena sebagian besar wilayah di kedua provinsi ini memang berada di dataran tinggi, lebih khusus lagi di sekitar perbukitan dan pegunungan.

Keanehan baru dirasakan jika membaca daftar tempat-tempat wisata air terjun yang dimiliki kedua provinsi tersebut, karena ternyata banyak air terjun yang menggunakan nama “Curug Sawer” atau Air Terjun Sawer.

Foto By @arput_01

Beberapa waterfall yang menggunakan nama “Sawer” tersebut adalah Curug Sawer di Cililin Bandung Barat, di Kampung Cibereum Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Tasikmalaya.

Kemudian ada juga di Desa Argalingga Kec. Argapura Majalengka, di Gunung Malang Kec.Tenjolaya Ciapus Bogor, di Desa Pajambon Kec.Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

Ada juga di Kampung Panaruban Desa Segalaherang Kec.Cicadas Subang, di Desa Cikululu, Kec.Karangnunggal Tasik malaya, di Desa Nembol Mandalawangi Kec.Cigeulis Kabupaten Pandeglang serta di Ciomas Serang Banten.

Entah mengapa sekian banyak air terjun tersebut memiliki nama yang sama, yaitu “Curug Sawer”.

Apakah ada kaitannya dengan kesenian Tari Jaipong yang identik dengan saweran, atau karena alasan yang lain?

Tapi yang pasti kesemua air terjun yang ada di kedua provinsi ini menyuguhkan panorama yang menawan dengan air yang segar dan dingin hingga menusuk tulang.

Salah satu curug yang akan kita jelajahi dan dinikmati keindahannya adalah Curug Sawer di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Tempat wisata satu ini menarik untuk dikunjungi karena lokasinya berada di kawasan Taman Nasional tertua di Indonesia, sehingga banyak hal yang bisa dinikmati wisatawan disamping keindahan dari Curug itu sendiri.

Mengenal Curug
❤️

Foto By @intanpurdayantiii

Karena lokasi Curug Sawer berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), rasanya belum lengkap jika membicarakan destinasi ini tanpa menyinggung keberadaan Taman Nasional di wilayah West Java tersebut.

Kawasan Gunung Gede Pangrango yang merupakan area pendakian, ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional oleh pemerintah sejak tahun 1980 dan merupakan salah satu Taman Nasional tertua di Indonesia.

Dengan area seluas 21.975 hektar, TNGGP terbentang di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Bogor dan Sukabumi, dimana keanekaragaman hayati memenuhi kawasannya.

Tercatat lebih dari 870 spesies tumbuhan berbunga 200 diantaranya dari jenis Anggrek, 150 jenis Paku-pakuan dan 68 jenis tumbuhan pegunungan yang langka hidup di kawasan hutan ini.

Sedang jenis fauna yang menghuni TNGPP terdiri atas 250 lebih spesies burung dan 100 jenis mamalia yang sebagiannya masuk kategori binatang langka.

Beberapa contoh diantaranya ada Lutung Surili, Owa Jawa, Macan Tutul, Elang Jawa, dan masih banyak lagi binatang langka lainnya.

Selain kaya akan berbagai jenis flora dan fauna, TNGGP juga dihiasi dengan sejumlah kawasan yang memiliki pemandangan yang menawan sehingga dijadikan sebagai objek pariwisata.

Beberapa objek wisata tersebut antara lain Telaga Biru, Curug Cibeureum, Mata Air Panas, Kandang Badak dan Kandang Batu, Puncak dan Kawah Gunung Gede, Alun-alun Suryakencana.

Lanjut:  Arung Jeram di Sungai Citatih

Kemudian ada Curug Ciwalen, Danau Situgunung dengan wisma dan pelatarannya, Loop Trail Curug Cimanaracun dan yang saat ini paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Curug Sawer.

Foto By @melarosa10_

Karena lokasi dari waterfall berada di kawasan hutan, maka curug yang berada di atas ketinggian 900-1.300 meter dpl ini berada dibawa pengelolaan Perhutani, tepatnya ditangani RPH Argalingga, BKPH Maja, KPH Majalengka.

Curug Sawer ini dulu sebelum dijadikan objek wisata dikenal sebagai kawasan yang angker karena kerap dijadikan sebagai tempat ritual mistis serta banyak beredar kisah tentang hantu-hantu di kawasan air terjun.

Itu sebabnya warga setempat jarang yang mau melakukan aktifitas di sekitar curug jika tidak dalam keadaan terpaksa.

Nama Curug Sawer, menurut legenda yang dituturkan warga setempat bermula dari seseorang yang sakti dan tinggal di kaki Gunung Ciremai.

Orang sakti tersebut konon kerapkali mengadakan Upacara Saweran di Sungai Cipada dengan maksud untuk mencari berkah bagi diri dan keturunannya.

Dia bertapa selama bertahun-tahun di area sekitar air terjun hingga akhirnya wafat. Karena sakti, jasad pertapa itu tidak hancur tapi menjelma menjadi ular raksasa yang tidak terlihat oleh mata.

Karena kebiasaan pertapa sakti yang menggelar Upacara Saweran itulah, maka air terjun yang dia jadikan sebagai tempat bertapa dinamakan Curug Sawer.

Cerita tentang asal usul nama Curug Sawer tersebut berbeda dengan yang dituturkan petugas TNGGP.

Kata “Sawer” menurut petugas tersebut muncul karena curahan air terjun yang sangat deras sehingga cipratan dari airnya tersebar kemana-mana, bahkan jauhnya bisa mencapai 100 meter.

Cipratan air yang tersebar dan menyawer hampir semua pengunjung di lokasi itulah yang membuat air terjun ini dinamakan “Curug Sawer”.

Rute Menuju Lokasi❤️

Jembatan Gantung, Foto By @mulyanierhemaa

Meski lokasi tempat wisata ini berada di tengah hutan, namun bagi masyarakat Jawa Barat, terlebih yang tinggal di Kabupaten Sukabumi, nama Curug Sawer sudah tidak asing lagi.

Itu sebabnya bagi wisatawan yang datang dari luar kota tidak perlu khawatir akan tersesat, meski baru pertama kali berkunjung ke waterfall ini.

Secara adminitratif alamat Curug Sawer berada di Kampung Cijagung, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, 43153.

Jarak dari pusat Kota sekitar 15 km, jadi untuk wisatawan yang datang dari Cidahu, Cicurug, Bogor serta Jakarta, tinggal menuju ke Sukabumi dan di sana nanti akan ada papan besar bertuliskan Situ Gunung.

Ikuti papan petunjuk arah tersebut hingga melewati daerah Kadudampit. Di tengah perjalanan itulah, Anda akan menjumpai Taman I Love You, tepatnya saat masuk ke Kampung Cikareo, Desa Parakansalak.

Sebelum masuk ke kawasan Situ Gunung, Anda akan menjumpai rambu petunjuk arah menuju Kawasan Wisata Cinumpang yang berada di sisi kanan jalan. Itulah jalur pertama yang dapat dilalui untuk menuju ke lokasi.

Jalur ini cukup mudah dilalui, baik dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1 jam atau dengan memanfaatkan jasa ojek.

Ada lagi jalur lainnya yang lebih sulit, yaitu dengan menempuh rute yang melingkar di kawasan hutan Situ Gunung.

Lanjut:  Beberapa Tempat Wisata Air Terjun di Wilayah Sukabumi Yang Indahnya Gak Ada Duanya

Untuk wisatawan yang menggunakan transportasi umum, sesampai di Sukabumi dapat naik angkot berwarna hijau muda Lyn 08 yang menuju Cisaat.

Sesampai alun-alun Cisaat, Anda harus turun dan menyeberang jalan menuju pangkalan angkot dan menunggu angkot jurusan Kadudampit.

Pangkalan angkot ini lokasinya dekat ke Polsek Cisaat. Setelah naik angkot jurusan Cisaat, minta kepada sopir agar diturunkan dekat pintu masuk Situ Gunung.

Foto By @daraekasilviana

Di pintu masuk tersebut Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki atau menumpang ojek dengan ongkos sesuai kesepakatan. Biasanya tukang ojek akan meminta Rp.25.000 untuk sekali jalan atau Rp.50.000 PP.

Jalur yang dilewati tukang ojek tersebut biasanya melewati Cinumpang karena medannya memang lebih bersahabat.

Rute Cinumpang ini cukup menarik karena melewati jembatan sempit untuk menyeberangi bendungan serta melintasi jalan setapak yang di sampingnya terdapat jurang yang membentang.

Karena itu, sebaiknya tidak mencoba berkendara sendiri melewati jalan ini jika belum familiar dengan medan atau jika musim hujan.

Selain itu banyak tikungan yang di depannya tertutup dinding tanah, sehingga memaksa tukang ojek harus berulangkali membunyikan klakson.

Setelah melewati medan yang sedikit ekstrim, Anda akan sampai di area datar yang terdapat pondokan atau warung.

Selanjutnya tinggal ke loket untuk membeli tiket masuk dan berjalan kaki menuju lokasi wisata yang jaraknya sekitar 100 meter.

Menikmati Keindahan
❤️

Foto By @rakanugrohoo

Keindahan dari tempat wisata ini sebenarnya sudah dapat dirasakan oleh pengunjung saat menempuh perjalanan dari pintu gerbang TNGPP, karena di kanan kiri jalan yang dilewati terhampar pemandangan yang menyejukkan mata.

Semakin dekat dengan lokasi, keindahan tersebut semakin terasa, karena sebelum bertemu dengan waterfall, pengunjung akan disapa oleh aliran sungai yang airnya berasal dari Curug Sawer.

Di sepanjang aliran sungai yang berhias batu-batu kali itulah terkadang dapat dijumpai orang-orang yang sedang memancing ikan.

Puncak dari keindahan yang disuguhkan tentu saja saat tiba di lokasi. Pemandangan air terjun setinggi kurang lebih 35 meter bakal memukau siapapun yang memandangnya.

Air terjun tersebut diapit oleh tebing yang menjulang tinggi berhias tanaman merambat dan pohon pinus, palem, bambu dan jenis pohon lainnya.

Tepat di bawah curahan air, terdapat kolam alami yang cukup luas dengan kedalaman lebih dari 10 meter.

Besarnya curahan air yang dimiliki Curug Sawer ini karena sumbernya di suplai dari mata air yang ada di Gunung Gede dan Gunung Gemuruh. Itu sebabnya saat musim kemaraupun, debit air seolah tidak berkurang.

Karena curahan air yang sangat deras ditambah cekungan atau kolam alami yang sangat dalam, membuat pengunjung dilarang mandi dan berenang tepat di bawah curahan air terjun.

Foto By @depri.hirpa

Jika ingin menikmati segarnya air curug, bisa menuju ke bagian yang agak jauh dari curahan air atau di sungai yang airnya sangat jernih.

Hal tersebut untuk mengantisipasi agar tragedi pada 26 Oktober 2014 silam tidak sampai terulang kembali.

Kejadian yang memakan 3 orang korban, salah satu diantaranya meninggal dunia disebabkan karena ketiganya bermain di jalan kecil yang ada di balik waterfall.

Akibatnya, salah satu diantara mereka terpeleset dan jatuh tepat di bawah curahan air. Kedua orang temannya yang berusaha menyelematkan, justru ikut menjadi korban.

Lanjut:  Ingin Liburan Tahun Baru di Sukabumi? 10 Tempat Ini Wajib Masuk Kedalam List Kunjunganmu

Terlepas dari kisah memilukan tersebut, keindahan Curug Sawer tidak hanya sekedar menarik untuk dilihat dan dinikmati, tapi juga diabadikan dengan kamera, baik dirupakan dalam bentuk foto maupun video.

Tidak heran jika gambar dari objek wisata yang ada di kawasan TNGGP ini banyak ditemui di berbagai media sosial utamanya di youtube.

Harga Tiket Masuk
❤️

Foto By @yasminpambudi

Pada tahun pertama ditetapkannya air terjun ini sebagai objek wisata, harga tiket masuk hanya sebesar Rp.3.000. Namun kini naik lima kali lipat menjadi Rp.15.000 per orangnya.

Untuk wisatawan yang datang dengan membawa mobil, ongkos parkirnya masih tetap sama, yaitu Rp.5.000.

Sementara ongkos parkir motor bagi yang tidak berani mengambil risiko menembus kawasan hutan dengan kendaraannya sebesar Rp.2.000.

Perjalanan dari pintu masuk TNGGP menuju lokasi dengan menggunakan ojek, tergantung dari kepandaian menawar.

Biasanya tukang ojek akan mematok harga sebesar Rp.25.000 untuk sekali jalan atau Rp.50.000 untuk PP.

Selain ketiga pos anggaran tersebut, tidak ada lagi pengeluaran yang lain, kecuali Anda ingin menikmati makanan, minuman dan jajanan.

Bagi yang menuju lokasi dengan berjalan kaki, meskipun di kawasan hutan, di sepanjang perjalanan dapat ditemui beberapa warung sederhana yang juga menjual makanan sederhana.

Begitu juga di lokasi wisata, terdapat beberapa warung yang siap melayani pengunjung yang datang dengan jajanan gorengan serta makanan dan minuman khas Sunda.

Foto By @rakanugrohoo

Malahan jika Anda ingin duduk santai bersama rombongan atau keluarga, ditempat ini ada yang menyewakan tikar.

Fasilitas❤️

Khusus untuk fasilitas yang disediakan pihak pengelola, diantaranya adalah kamar ganti, toilet umum, mushollah serta area parkir bagi yang datang dengan membawa motor.

Terdapat pula Information Centre untuk yang membutuhkan info seputar Curug Sawer dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Jika ingin menghabiskan malam di sekitar lokasi wisata, terpaksa harus menuju ke kawasan perkampungan untuk mencari rumah-rumah penduduk yang dijadikan homestay atau menyewa villa di sepanjang jalan menuju ke pintu gerbang TNGGP.

Bermalam di kawasan wisata, hanya dapat dilakukan dengan mendirikan tenda. Itupun harus meminta ijin terlebih dahulu kepada petugas dengan membayar Rp.5.000 perorang permalam.

Jika tidak membawa peralatan camping, pengunjung dapat menyewa kepada petugas dengan harga sesuai dengan peralatan yang dibutuhkan atau yang disewa.

Terdapat beberapa tempat kemah dan area outbond di kawasan TNGGP diantaranya adalah Bumi Perkemahan Situgunung dan Sinumpang, Kaliandra Camping Ground, dan yang paling dekat dengan lokasi air terjun adalah Tanaka Camp Site.

Area perkemahan di dekat air terjun ini terbilang istimewa karena luasnya sekitar 5 hektar dan terbagi atas beberapa blok yang masing-masingnya dilengkapi kamar mandi dengan air bersih.


Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!