Wisata Danau Maninjau

Lokasi: Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam

Dalam sebuah karya sastranya yang sangat fenomenal dalam bentuk novel berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wick”, Buya Hamka menggambarkan dengan sangat romantis keindahan alam di kawasan Danau Maninjau.

Melalui novel yang sudah disinetronkan dan juga dibuatkan filmnya tersebut, siapapun bakal tergoda untuk berkunjung ke tanah kelahiran dari seorang Pahlawan Nasional, Ulama dan Sastrawan Besar yang bernama Buya Hamka, karena Danau Maninjau memang memiliki panorama yang sangat memukau.

foto by instagram.com/feryfebrizon

Selain memiliki panorama yang menggoda, Maninjau juga menjadi salah satu pemasok utama ikan di wilayah Sumatera Barat utamanya di Kabupaten Agam, karena banyaknya ikan yang dihasilkan oleh danau ini, baik ikan yang hidup di perairan lepas dan ditangkap para nelayan maupun yang dibudidayakan menggunakan keramba jaring apung (KJA).

Besarnya potensi Maninjau sebagai penghasil ikan dapat dilihat dari besarnya kerugian para pemilik pembudidayaan KJA pada saat terjadinya angin kencang dan curah hujan yang tinggi di akhir bulan November 2017 yang lalu. Akibat dari peristiwa alam tersebut, sebanyak 50 ton ikan mati dengan total kerugian mencapai Rp.1,5 Milyar.

Alam yang mempesona dan ikan yang melimpah hanya sebagian saja dari apa yang disuguhkan danau ini. Masih banyak daya tarik lainnya yang dimiliki Maninjau, sehingga destinasi ini wajib dimasukkan ke dalam daftar kunjungan pada saat melakukan trip ke Sumatera Barat.

foto by instagram.com/aliqpombunai

Deskripsi Singkat
❤️

Danau yang memiliki panjang 16 km dan lebar 7 km ini merupakan danau terluas kesebelas di Indonesia dan terluas kedua di provinsi Sumbar setelah Danau Singkarak yang luasnya sekitar 129,69 km2.

Danau Maninjau berada pada ketinggian 461,50 meter dpl dengan luas area permukaan 99,5 km2, volume air 10.4 km2 serta kedalaman rata-rata 105 meter dan kedalaman maksimal diperkirakan mencapai 165 meter.

Maninjau merupakan danau vulkanik karena terbentuk dari letusan Gunung Sitinjau yang terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Akibat dari letusan tersebut, sebanyak 220 – 250 km3 material piroklastik berhamburan dan terbentuk kaldera yang kini menjadi Danau Maninjau.

Lanjut:  Green House Lezatta
foto by instagram.com/beteunk_

Maninjau menjadi sumber air dari sebuah sungai besar bernama Batang Sri Antokan yang bagian hulunya dimanfaatkan untuk PLTA Maninjau. Berada di atas ketinggian dan dikelilingi oleh perbukitan, membuat daerah sekeliling Maninjau memiliki udara sejuk. Diantara perbukitan yang mengelilingi area danau, puncak yang tertinggi dikenal dengan sebutan Puncak Lawang.

Terlepas dari sejarah terbentuknya danau ini dan di luar kacamata keilmuan, terdapat legenda atau cerita misteri tentang asal usul Danau Maninjau yang dikenal dengan Kisah Bujang Sembilan. Konon dulu ada 10 bersaudara yang terdiri atas 9 bujang atau laki-laki dan 1 perempuan.

Suatu ketika perempuan tersebut menjalin asmara dengan seorang laki-laki bernama Sigiran. Hubungan tersebut tidak disetujui oleh kesembilan saudaranya. Karena gadis itu tidak mau menurut, kesembilan saudaranya kemudian membuat fitnah dan menyebarkan ke tengah-tengah masyarakat bahwa hubungan keduanya telah melampaui batas dan melanggar norma masyarakat.

foto by instagram.com/padangtour

Masyarakat yang terbawa oleh fitnah menjadi marah dan menghukum keduanya dengan menceburkan ke dalam kawah Gunung Sitinjau. Sebelum jatuh ke dasar kawah, gadis itu berkata dengan lantang, apabila dia dan kekasihnya memang bersalah, maka tidak akan terjadi apa-apa. Namun jika ternyata mereka berdua tidak salah, maka Gunung Sitinjau akan meletus.

Tidak berapa lama kemudian, apa yang diucapkan gadis itu menjadi kenyataan. Gunung yang semula tenang, tanpa diduga meletus dan mengubur seluruh masyarakat desa. Di tempat tersebut juga terbentuk sebuah danau besar dan kesembilan saudara si gadis yang berhati jahat berubah wujud menjadi ikan yang menghuni kawasan perairan Danau Maninjau.

Rute Menuju Lokasi❤️

foto by instagram.com/rizalhrohman

Secara administratif alamat Danau Maninjau berada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Jaraknya dari Kota Padang sekitar 140 km, dari Kota Bukittinggi sekitar 36 km dan dari Kota Lubuk Basung yang merupakan ibukota Kabupaten Agam sekitar 27 km.

Lanjut:  Green House Lezatta

Sebagaimana yang tertera pada gambar peta, wisatawan dari Padang yang ingin berkunjung ke Danau Maninjau dapat memilih salah satu dari 2 rute yang ada, yaitu Jalur Barat dengan melewati Pariaman serta Jalur Timur dengan melewati Bukittinggi.

foto by instagram.com/vanythursdila

Jalur manapun yang dipilih, sebelum sampai di lokasi, wisatawan akan melewati jalan sepanjang 8 km yang menurun dan berliku-liku. Jalan tersebut dikenal dengan nama Kelok 44 atau Tikungan 44, yang mengacu pada banyaknya kelokan atau tikungan.

Di sekitar jalan itulah wisatawan akan menjumpai sejumlah rest area dan resort, karena dari tempat tersebut indahnya Danau Maninjau dapat dinikmati dari atas ketinggian. Jika ingin menikmati indahnya pemandangan, disarankan untuk menghentikan kendaraan, mengingat jalur yang penuh dengan tikungan tersebut sangat rawan kecelakaan.

Selain itu, jika membawa kendaraan pribadi, usahakan untuk memeriksa terlebih dahulu kondisi kendaraan, karena untuk melintasi Kelok 44 dibutuhkan kendaraan yang kondisinya benar-benar prima.

Menikmati Keindahan❤️

foto by instagram.com/padangku_

“Jika makan arai pinang, makanlah dengan sirih yang hijau. Jangan datang ke ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau,” itulah pantun yang diucapkan Presiden Soekarno untuk menegaskan betapa indahnya destinasi wisata ini, sehingga wajib dikunjungi oleh siapapun yang berkunjung ke ranah Minang.

Hamparan air jernih berwarna kebiru-biruan yang berpadu dengan bebukitan dan hijaunya pepohonan akan membuat siapapun betah berlama-lama di kawasan Maninjau.

Keindahan itulah yang membuat siapapun tidak akan sulit untuk mencari sudut pengambilan gambar pada saat memotret landskap di sekitar danau. Begitu juga jika ingin berswafoto, spot-spot cantik dapat dengan mudah ditemukan untuk dijadikan background foto.

Bagi yang ingin berenang, danau ini menjadi tempat yang menyenangkan karena airnya yang segar dan jernih, asal tidak berenang terlalu ke tengah mengingat kedalaman rata-rata danau 105 meter dan titik terdalam mencapai 165 meter.

foto by instagram.com/exploremaninjau

Bagi yang memiliki hobby memancing, tempat wisata ini bak surga, karena banyaknya ikan yang hidup di kawasan perairan. Pengunjung dapat memancing di area tepi danau atau dengan menyewa perahu dari para nelayan.

Lanjut:  Green House Lezatta

Wisatawan yang ingin berkeliling di area perairan dan melihat budidaya ikan dengan menggunakan keramba jaring apung, juga dapat menyewa perahu dan speedboat dengan harga yang bersahabat.

Meski keindahan alam dapat dinikmati di hampir setiap sudut Maninjau, di dekat PLTA dibangun sebuah objek wisata yang diberi nama Taman Muko Muko. Di tempat ini selain dihiasi dengan taman yang tertata cantik juga tersedia fasilitas untuk bermain anak-anak dan tempat ibadah.

Jangan lupa untuk berkunjung ke Museum Buya Hamka yang tempatnya di tepi Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang yang masuk wilayah Kecamatan Tanjang Raya. Museum ini didirikan pada tahun 2000 dengan merenovasi rumah yang dahulu ditempati H.Abdul Malik karim Abdullah alias Buya Hamka.

foto by instagram.com/pauziahlubis

Satu lagi tempat yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Danau Maninjau adalah sebuah Desa Wisata bernama Kota Malintang yang terletak di kaki Bukit Barisan. Di sini wisatawan dapat menikmati durian Sumatera yang dikenal memiliki citarasa yang khas, karena hampir semua penduduk menanam Pohon Durian.

Di Kota Malintang ini, terdapat sebuah tradisi menarik yang dikenal dengan nama Balangge. Tradisi tersebut dimaksudkan untuk menghindari pencurian buah durian dengan memberikan kesempatan kepada warga yang tidak memiliki pohon durian untuk memungut buah durian yang telah jatuh dari pohonnya. Namun, durian yang jatuh tersebut hanya boleh diambil pada jam 04.00 – 06.00 atau setelah subuh.

Bagi pengunjung yang datang dari luar daerah dan ingin menikmati malam di kawasan danau, tersedia sejumlah homestay, cottage serta hotel dengan harga sewa yang berfariasi, tergantung dari fasilitas yang diberikan. Dengan menginap di pinggir danau itulah keindahan Danau Maninjau akan dapat dinikmati secara total.


Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!