3 Tradisi Lebaran Umat Muslim di China yang Tidak Luntur dari Kebudayaan Tionghoa

foto by m.musictri.be

Bulan Ramadhan yang saat ini sedang berlangsung diberbagai belahan dunia sudah didepan mata dan akan segera berakhir. Semua umat muslim diseluruh dunia tentunya sudah sangat menanti-nantikan hari Kemenangan Idul Fitri karena momen ini merupakan perayaan terbesar bagi umat muslim.

Tiap negara memilliki tradisi untuk merayakan hari lebaran dengan cara yang berbeda-beda. Tidak terkecuali di China. Meskipun penganut agama islam di negara tirai bambu ini tidak sebanyak penganut yang ada di Indonesia, namun mereka juga memiliki tradisi unik merayakan lebaran.

Dikatakan unik karena penganut agama muslim di china merayakan hari kemenangan dengan tidak melepaskan sedikitpun kebudayaan nenek moyang mereka. Dengan akar kebudayaan yang kuat, maka terjadilah akulturasi antara kultur china dan islam.

Dengan adanya akulturasi ini membentuk suatu keunikan tersendiri pada tradisi islam di negara China, hal ini dapat dilihat ketika perayaan hari-hari besar umat muslim seperti Idul Fitri, Idul Adha ataupun Maulid Nabi Muhammad-SAW.

Salah satu tradisi yang paling menonjol ketika merayakan hari lebaran bagi umat muslim di China adalah berziarah. Dan berikut beberapa tradisi lebaran di China.

1. Pembersihan❤️

Sebelum mereka berziarah ke makam-makam kerabat mereka maka para warga umat muslim di negara bambu ini melakukan tradisi bersih-bersih rumah terlebih dahulu baik itu sehari sebelum lebaran ataupun saat lebaran.

Mereka melakukan pembersihan terhadap rumah dan lingkungannya secara bersamaan dengan keluarganya. Dan rumah yang paling utama untuk mereka bersihkan adalah “Rumah Tua” atau “Rumah Sesepuh” yang dijadikan sebagai tempat berkumpulnya bersama sanak saudara.

2. Ziarah❤️

Setelah mereka selesai dengan tradisi bersih-bersih, hal yang paling penting dan paling utama yang mereka lakukan adalah berziarah ke makam leluhur mereka.

Lanjut:  Libur Lebaran di Luar Negeri? 5 Negara Bisa Kamu Coba!

Sebelum islam masuk ke negara tersebut, warga di China sudah terlebih dahulu melakukan tradisi ini. Dan setelah Islam masuk, agamanya menganjurkan umatnya untuk berziarah ke makam leluhurnya.

Uniknya mereka melakukan ziarah sambil membakar Hio yang sudah menjadi kebiasaan atau tradisi turun temurun dari nenek moyang Tionghoa. Bahkan tradisi ini dilakukan khusus untuk menghormati ratusan ribu muslim yang tewas selama dinasti Qing.

Orang china yang pertama kali memeluk agama islam adalah suku Hui Chi, kemudian islam semakin berkembang pesat dan berevolusi menjadi agama terbesar kedua di negara tirai bambu meskipun di negara tersebut menganut paham komunis.

Sebagian besar muslim di negara ini berasal dari etnis Hui dan sebagaian lagi berasal dari wilayah barat laut china,Xinjiang dan Ningxia.

Di Xianjang, tradisi perayaan hari lebaran sangat meriah. Bagi kaum pria akan mengenakan jas dan kopiah putih dan wanita mengenakan baju hangat dengan kerudung setengah tertutup. Kemudian mereka berkumpul di suatu lapangan besar untuk mengikuti acara bazaar atau bernyanyi dan juga berdansa.

Selain Xianjang dan Ningxia, terdapat juga salah satu provinsi dimana penduduk mayoritasnya muslim yaitu provinsi Yuan. Provinsi Yuan merayakan Idul Fitri dengan melakukan salat Id dan kemudian mereka berziarah ke makam Sayyid Ajjal.

Makam ini merupakan makam nenek moyang mereka yang mengenalkan ajaran agama islam. Sayyid Ajjal diketahui meninggal karena terbunuh dalam tragedi revolusi kebudayaan.

Tradisi ziarah ini dikenal dengan istilah festival Qingming. Para warga yang beragama islam akan bersama-sama mengunjungi makam dan kemudian membersihkannya dan selanjutnya mereka akan berdoa di pusara tersebut.

Jadi bagi anda yang berlibur ke China, anda dapat menjadikan provinsi diatas menjadi salah satu destinasi wisata untuk merasakan suasana lebaran yang pas.

Lanjut:  10 Referensi Mall Terbesar di Penang Malaysia Dekat Airport Yang Wajib Kalian Kunjungi Saat Weekend

3. Makan Bersama❤️

Setelah tradisi ziarah, acara yang selanjutnya adalah makan bersama. Umat islam di China umumnya menggelar acara makan bersama di halaman rumah yang luas dan tempat terbuka.

Setiap wilayah di China memiliki menu makanan berbeda-beda menurut wilayahnya. Perbedaan ini dikarenakan letak geografis yang saling berbeda.

Dan terdapat satu menu makanan yang wajib dihidangkan saat perayaan hari raya kemenangan tiba, yaitu mie atau Lamian. Lamian adalah mi yang sangat panjang dan dibuat sendiri. Biasanya lamian disajikan dalam sup daging sapi atau domba.

Lamian juga bisa disajikan dengan cara digoreng yang ditambahkan saos tomat sebagai bahan pelengkap. Di China, lamian atau mi tarik dilambangkan sebagai umur panjang dan selalu menjadi sajian khusus saat merayakan lebaran.

Di wilayah lain yang terdapat di China juga memiliki menu makanan yang berbeda untuk merayakan lebaran. Seperti di China bagian utara, mereka lebih menggunakan sapi sebagai bahan utama dalam menu masakan mereka.

Sementara di bagian selatan, mereka menggunakan bahan makanan laut, bebek atau angsa sebagai menu utamanya. Leluhur mereka melarang untuk menyembelih ternak atau sapi untuk dijadikan sebagai bahan makanan. Dan sampai saat ini peraturan tersebut masih dibudayakan.


Lanjut:  10 Daftar Pilihan Gunung Terangker di Indonesia Namun Memiliki Keindahan Yang Luar Biasa

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!