10 Gambar Museum Kalimantan Barat, Letak Lokasi, Jam Buka + Koleksi

Lokasi: Jl. Jenderal Ahmad Yani, Parit Tokaya, Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Map: KlikDisini
HTM: Rp. 3.000 – Rp. 10.000/orang
Buka/Tutup: 08.00 – 14.30
Telepon: (0561) 734600, 7078571

foto by ericopieter.blogspot.com

Letak Lokasi

Museum Kalimantan Barat teretak di Jalan Jenderal Achmad Yani, Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Tepatnyaa berdekatan dengan pusat perbelanjaan yaitu Ayani Megamall.

Berada di tengah-tengah kota pontianak, membuat museum tersebut mudah sekali ditemukan lokasinya dan juga menjadi salah satu objek wisata terfavorit yang ada di kota Pontianak.

Jam buka tutup wisata, buka setiap hari Selasa, Rabu, Kamis buka pada pukul 08.00 hingga 14.30.

foto by instagram.com/regifauzan/

sedangkan untuk hari jumat museum tutup lebih awal yaitu pada jam 11.00, dan Sabtu – Minggu tutup jam 14.00. dan untuk hari lahir Pancasila buka pada 13.00 – 14.30.

Harga tiket mengunjungi wisata ini cukup terjangkau, dan dibagai sesuai dengan kategori.

Untuk umum dipatok dengan harga 3000 rupiah perorang, untuk Mahasiswa dipatok dengan harga 2000 rupiah perorang dan untuk peneliti di patok dengan harga 10.000 rupiah perorang.

Akses untuk menuju letak lokasi sangat terawat, pengunjung bisa menujunya dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan motor) maupun kendaran umum (angkutan umum kota).

foto by tripadvisor.co.id

Banyak pengunjung yang mereview baik objek wisata ini sehingga, wajib banget anda kunjungi apabila anda sedang berada atau berkunjung ke Kota Pontianak.

Sejarah Wisata

Museum Kalimantan Barat mulai dirintis pada tahun 197oelh kantor wilayah Depdikbud Propinsi Kalimantan Barat lewat Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Permuseuman Kalimantan Barat.

Fungsionalnya di resmikan pada 4 ktober 1983 oleh Jenderal Kebudayaan Depdikbud yang menjabat pada masa itu.

foto by instagram.com/fajartektona/

Setelah diresmikanya fungsional Museum untuk objek wisata Museum Propinsi Kalimantan Barat di buka untuk umum. Objek ini memiliki luas bangunan kurang lebih 3905 meter2 dan luas tanah keseluruhanya kurang lebih 28.167 meter2.

Lanjut:  10 Gambar Masjid Raya Singkawang Pontianak, Lokasi Alamat + Keunikan Bangunan

Koleksi Museum

Koleksi museum ini sangat beragam, mulai dari penginggalan masa lalu, barang-barang sejarah yang ditemukan dimasa lampau, dalam bentuk asli maupun tiruan dan atau miniaturnya.

Dari barang-barang koleksi tersebut pengunjung dapat mengetahui informasi mengenai keberadaan kebudayaan Hindu Budha, Islam, Cina (Tionghoa), Eropa dan lainya.

foto by instagram.com/ksmindah/

Gedung museum ini merupakan gedung permanen dan ruang pameran yang tetap, terdiri dari 3 bagian:

Ruang pertama adalah Ruang Pengenalan berisi, Geologika, Koleksi Biologika, koleksi Arkeologika, koleksi Historika, Numismatika dan Heraldika.

Ruang kedua adalah Ruang Budaya Kalimantan Barat berisi 7 unsur kebudayaan, Religi dan Upacara Keagamaan, Organisasi Kemasyarakatan, Pengetahuan, Bahasa, Kesenian, Mata Pencaharian Hidup, dan Teknologi dan juga Peralatan.

foto by instagram.com/sepiringkue/

Ruang Ketiga adalah Ruang Keramik berisi, kolekis keramik-keramik lokal dari seluruh wilayah Nusantara dan juga terdapat koleksi keramik asing.

Koleksi barang-barang sejarah yang juga sangat mengesankan, yaitu:

Peningganlan Kebudayaan Hindhu – Budha

– Replika Batu Tertulis, replika ini di buat persis dengan Batu Tertulis aslinya yang berada di Kampung Pahit Kecamatan Nanga Mahap abupaten Sekadu.

foto by instagram.com/nina_aida.wati/

Di buat pada abad IX dibagian depanya terdapat tulisan dengan aksara Pallawa yang berbahasa Sansekerta dan isinya berbunyi tentang ajaran agama Budha.

– Replika Arca Siwa Mahadewa, replika ini dibuat persis dengan Arca Siwa Mahadewa aslinya yang ditemukan di dalam sungai Wadas yang berda di daerah Tegal Jawa Tengah.

Dewa Siwa merupakan Dewa tertinggi yang memang pada masa kebudayaan Hindu-Budha sangat di puja dalma berbagai fungsi.

Arca ini digambarkan dengan berdiri, bertangan 4 dan tangan yang dibelakang memegang kebut lalat.

foto by instagram.com/aqila_wildi/

Sedangkan tangan yang di depan memegang sebuah kendi bermahkita tinggi dengan hiasan dan Candra kepala memakai tali hasta dengan bentuk ular.

Lanjut:  Ke Singkawang Kalimantan Barat? Jangan Lupa Mampir di Taman Burung Singkawang

Kakinya bergambarkan kulit dan kepala harimau, terdapat tahta perak dibagian matanya, dan tahta emas di bagian bibir bawahnya.

– Replika Arca Budha, dibuat sesuai dengan Aslinya yang ditemukan di Bukit Sikendeng Sulawesi Barat, dan digambarkan dalam keadaan berdiri.

Tinggi kaki kira-kira setinggi paha lalu kedua tanganya patah dan juga hilang. Menggambarkan bahwa tangan kananya sedang bersik apabha yamudra dan tangan kirnya berada didalam jubah.

– Replika Arca Prajnya Paramita, memiliki ciri khas tanganya berada didepan dada sebagai sikap Cakra Mudra, yang merupakan dewi kebijaksanaan bernama Prajnya Paramita dari kerajaan Singosari 1222 – 1292.

Peninggalan Islam

foto by tripadvisor.co.id

– Miniatur Lancang Kuning, merupakan benda alat transportasi yang dipakai oleh Sultan Istana Qadariyah Pontianak. Alat ini berbentuk Bidar dan memang hanya berupa replika.

Numismatika

Alat tukar yang digunakan untuk kegiatan jual beli sejak masa Hind- Buhda, masa Islam, masa kolonial Belanda, sebelum di perkenalkanya mata uang.

Heraldika

Merupakan atnda jasa, lambang dan juga pangkat-pangkat resmi yang termasuk juga cap atau stempel.

Stempel digunakan untuk tanda administrasi pada suatu lembaga dan juga kekuasaan, digunakan untuk pengesahan didalam surat menyurat.

foto by ericopieter.blogspot.com

Tanda pangkat yang ada dulunya digunakan untuk menunjukkan tingkat status jabatan dari pemakainya, yang kebanyakan berasal dari pemerintahan kolonial Belanda.

Lambang, merupakan simbol yang dipakai oleh kerajaan-kerajaan dahulu . simbol ini digunakan sebagai simbol kerajaan tertentu sehingga bisa membedakan kerajaan satu dengan lainya.

Naskah Ilmu Hisab

Naskah ini bertuliskan tangan dengan tulisan memakai huruf arab dan bahasa melayu-bugis yang dikarang oleh Muhammad Tayyib Ya’kub Al-Bugis Pontianak pada 10 Robiul Akhir tahun 1326 H.

Naskah tersebut dituliskan di atas daun lontar, kulit kambing dan juga kertas merang dengan tinta yang beragam, tinta hitam, tinta emas dan jga tinta yang berwarna merah.

Lanjut:  10 Referensi Makanan Khas di Daerah Kalimantan Barat Paling Maknyus dan Lezat Ini Bikin Ketagihan

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!