10 Potret Museum Kartini Jepara Jawa Tengah, Berapa Harga Tiket Masuk dan Jam Bukanya?

Lokasi: Jl. Alun-Alun No.1, Panggang, Kec. Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59411
Map: Klik Disini
HTM: Rp 1.500 (Dewasa) dan Rp 1.000 (anak-anak)
Buka Tutup: 08.00 – 17.00 dan 09.00 – 17.00
Telepon: 085225841999

Selain terkenal dengan wisata pantainya, Jepara juga menyimpan banyak tempat wisata bersejarah. Mulai dari Benteng Portugi sampai Museum Kartini yang menyimpan benda-benda peninggalan R.A. Kartini. Mengunjungi Jepara, rasanya tak lengkap bila belum mampir ke museumnya.

Tak hanya berisi tentang peninggalan R.A. Kartini saja tapi juga peninggalan R.M.P Sosrokartono yakni kakak R.A Kartini.  Selain itu juga menyimpan benda-benda penting yang pernah ditemukan atau bersejarah bagi Jepara.

Letaknya berada di pusat kota Jepara, tak jauh dari kantor bupati Jepara, sehingga membuat wisatawan mudah mencarinya. Setelah dari museum, pengunjung dapat langsung menikmati alun-alun Jepara.

foto by situsbudaya.id

Kehidupan R.A Kartini❤️

Raden Ajeng Kartini merupakan wanita asal Jepara yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Ayahnya adalah Bupati Jepara kala itu yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Sementara ibunya merupakan tokoh agama yang disegani di Jepara yaitu Mas Ajeng Ngasirah.

Sebagai anak dari bupati, Kartini kecil bisa hidup berkecukupan, dia bersekolah di ELS (Europese Lagere School) dan berhasil menyelesaikannya. Pada masa itu, banyak teman-teman sepantarannya tidak bisa bersekolah, mereka bahkan menikah lalu melahirkan anak di usia muda.

Setelah lulus dari ELS, Kartini sebenarnya ingin bersekolah, tapi apa daya dia terikat aturan yang wajib ditaati. Sebagai wanita sudah waktunya dia dipingit dan menunggu seorang pria yang mau menyuntingnya.

Akhirnya Kartini dipersunting oleh Bupati Rembang yakni Raden Adipati Djojodiningrat dan menikah pada 8 november 1903 di Jepara. Setelah menikah 3 hari menikah, Raden Ajeng Kartini diboyong oleh suaminya dan mulai hidup di Rembang.

Lanjut:  10 Pantai di Jepara Jawa Tengah Ini Juga Sangat Bagus, Mana Yang Masih Sepi dan Bisa Buat Camping?

Kartini menetap di rumah dinas Bupati Rembang sampai akhirnya meninggal 4 hari setelah melahirkan anaknya, R.M Soesalit pada 17 September 1904. Kartini tinggal di Rembang hanya sekitar 1 tahun saja.

foto by instagram.com/namiraelastica/

Selama masa pingitan, Kartini terus menulis surat kepada sahabatnya yang merupakan orang asal Belanda yang bernama J.H. Abendanon. Surat-surat tersebut dikumpulkan oleh sahabatnya itu, baru setelah R.A Kartini meninggal, barulah dimunculkan.

Dalam surat-suratnya itu, Kartini menulis tentang pemikirannya terhadap perempuan-perempuan di Indonesia. J.H. Abendanon yang kala itu menjabat sebagai Menteri Agama, Kebudayaan dan kerajinan Hindia Belanda menyusun surat-surat Kartini menjadi sebuah buku yang terbit tahun 1911.

Awalnya buku itu berjudul Door Duisternis tot Licht yang diterjemahkan Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Semenjak terbit, buku ini cukup menarik perhatian masyarakat Belanda. Dari buku ini pemikiran masyarakat Belanda tentang perempuan pribumi menjadi berubah.

foto by instagram.com/arinicamustika/

Sehingga, mereka lebih menghormati dan menghargai derajat wanita. Karena karya serta perjuangannya itulah R.A Kartini dijadikan sebagai Pahlawan Emansipasi Wanita. Sebagai wanita di era modern, sudah seharusnya bersyukur karena bisa sekolah dan bekerja sama seperti pria.

Sejarah Pendirian❤️

Sebagai kota kelahiran R.A. Kartini sudah sepatutnya Jepara menjaga peninggalan-peninggalannya. Untuk mengenang jasa, pengabdian serta perjuangannya, maka Pemerintah Dati II Jepara bersamaan usulan wakil rakyat dan Presiden Soeharto memiliki inisiatif mendirikan Museum Kartini.

foto by instagram.com/_d.wa/

Museum ini dibangun diatas tanas seluas 5210 m² pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Suwarno Djojo Marwodo. Peresmiannya dilakukan oleh Bupati Soedikto pada 21 April 1977 yang bertepatan dengan hari kelahiran pejuang derajat wanita ini.

Bentuk museum ini jika dilihat dari atas, nampak gedung-gedungnya seperti huruf K, T dan N yang diambil dari singkatan kata Kartini. Dibangun didekat kawasan alun-alun dengan maksud mudah menarik minat pengunjung, terutama masyarakat Jepara.

Semua benda-benda seperti foto-foto Kartini, meja, kursinya, koleksi piring, gerobak Kartini dan lain sebagainya dirawat serta disimpan. Menyelami setiap sudut museum dapat memberikan kamu pengetahuan lebih tentang sejarah pahlawan wanita ini.

Lanjut:  Tahun Baru di Jepara? Ini 6 Lokasi Yang Dulu Jadi Pusat Pesta Kembang Api
foto by instagram.com/inayahlistianingsih/

Luas bangunannya kurang lebih 890 m² yang terdiri atas 3 bangunan gedung. Gedung K, luasnya 590 m², Gedung T seluas 130 m² dan Gedung N, luasnya 190 m². Sekarang Gedung N digunakan sebagai pusat kegiatan seni.

Koleksi dan Penyajian Ruang Museum Kartini Jepara

Seperti yang diulas diatas bahwa museum kartini berisi benda peninggalan R.A. Kartini dan RMP Sosrokartono semasa hidupnya. Selain itu, pun menyimpan beberapa benda kuno hasil temuan di kawasan Kabupaten Jepara. Display ruang dibagi menjadi 4 bagian :

Ruang I

Pada ruangan yang berbentuk badan K merupakan tempat penyimpanan koleksi peninggalan Ibu Kartini. Berupa benda-benda yang digunakan selama hidupnya beserta foto-fotonya.

foto by jateng.tribunnews.com

Ruang II

Ruang kedua adalah Kaki K bagian atas, isinya benda-benda peninggalan dari RMP Sosrokartono

Ruang III

Sementara ruang ketiga di kaki K bagian bawah yang menyajikan benda-benda bersejarah dan temuan purbakala di Jepara. Benda tersebut seperti arkeologi, keramik, kerajinan Jepara (ukir-ukiran, keramik, batik troso, rotan dan anyaman bambu).

foto by nasirullahsitam.com

Ruang IV

Ruangan keempat berada di Gedung berbentuk huruf T. Dimana berisi tulang ikan raksasa yang dikenal dengan nama “Joko Tuwo” yang panjangnya sekitar 16 m, beratnya lebih dari 6 ton, tingginya 2 m dan lebarnya 4 m. Ikan raksasa ini ditemukan pada pertengahan bulan April 1989 di perairan kepulauan Karimun Jawa.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk❤️

Museum Kartini buka setiap hari, pada Senin-Sabtu pukul 08.00 – 17.00 dan Minggu/ hari-hari besar pukul 09.00 – 17.00 WIB. Harga tiket masuk museim pafa hari Senin – Jum’at sebesar Rp 1.500 (dewasa) dan Rp 1.000 (anak-anak). Kalau hari libur dan hari-hari besar, harga tiket lebih mahal. Tapi, itu sangat murah bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh.

Kegiatan dan Fasilitas❤️

foto by instagram.com/m.stywn/

Saat mengunjungi Museum Kartini, kamu dapat mengamati semua benda-benda yang ada disana. Jika perlu catat semua informasi penting, sehingga pengetahuan kamu bertambah dan bisa menceritakan kepada orang sekitar.

Lanjut:  6 Villa Yang Bagus Saat Liburan di Jepara, Harga Sewa Murah Mulai Rp.300.000 Saja!

Dengan mengetahui sejarah Indonesia, tentu akan membuat kamu lebih bersyukur karena bisa hidup di jaman enak, jaman serba ada dan mudah. Tidak seperti dulu yang sulit, dijajah oleh bangsa asing. Di museum ada ruang panggung opera membuatmu dapat menyaksikan seni teatrikal.

Selain itu juga terdapat ruang bioskop pemutaran film Kartini, toilet serta area parkir yang luas, bisa untuk mobil maupun motor.

Cara Menuju Museum❤️

foto by jeparakotakartini.blogspot.co.id

Lokasi Museum Kartini berada di Jl. Alun-Alun No.1, Panggang, Kec. Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59411. Kalau dari Terminal Jepara, kamu dapat naik becak atau ojek di sekitar terminal menuju arah timur ke alun-alun Jepara.

Cari museum yang letaknya di bagian utara satu deretan dengan kantor TIC Jepara. Sedangkan jika dari arah Semarang berjarak sekitar 77 km. Ambil rute jalan Semarang-Demak, lalu ke Jalan Demak-Welahan, berlanjut ke Jalan Raya Jepara- Kudus.

Terus saja sampai di Jalan Pemuda, Lalu belok ke arah kanan menuju Jalan Kartini, jalan terus sampai tiba di tugu Pancasila. Nah, disitulah alun-alun Jepara, carilah museumnya. Letaknya juga mudah diakses dari Kudus.

Selain museum Kartini Jepara, masih ada Museum Kartini di Rembang. Perbedaannya adalah kalau di Jepara lebih menceritakan tentang kehidupan Kartini sebelum menikah. Sedangkan di Rembang, mengkisahkan kehidupan Kartini setelah menikah.

Walaupun hanya 1 tahun hidup di Rembang, R.A. Kartini melakukan banyak hal untuk anak-anak perempuan disana. Jadi, perjuangannya bukan hanya sebatas dalam tulisan saja, tapi juga nyata, salah satunya berusaha membuat wanita lebih pintar.

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!