Museum Wayang Jakarta Barat

Lokasi: Jl. Pintu Besar Utara No.27, RT.7/RW.7, Tamansari Pinangsia, Jakarta Barat 11110
Map: Klik Disini
HTM: Rp.5.000(Dewasa), Rp.3.000(Mahasiswa), Rp.2.000(Anak-anak)
Buka Tutup: 09.00-15.00
Telepon: (021) 6929560

Warisan Nenek Moyang❤️

Wayang merupakan seni kebudayaan asli Indonesia yang diwariskan nenek moyang Nusantara sejak ratusan tahun lalu.

Banyak sekali jenis wayang di negara kita, ada wayang kulit, wayang golek, wayang janur dan wayang rumput serta wayang-wayang lainnya.

Pemerintah dan para seniman berusaha untuk melestarikan kesenian wayang dengan membangun museum.

Banyak sekali museum wayang tersebar di Indonesia seperti Museum Wayang Jakarta yang ada di Kota Tua, Museum Kekayon di Bantul, Yogyakarta.

Kemudian Museum Sanggar Gubug Wayang di Mojokerto, Museum Wayang Wuryantoro di Wonogiri dan Museum Sendang Mas di Banyumas.

Selain itu, ada Museum Wayang Sasana Guna Rasa di Magelang, letak museum ini sekitar 500 meter dari lokasi candi Bororbudur.

Museum lainnya adalah Museum dan Artefak di Purbalingga, sedangkan kota Purwakarta juga memiliki museum, yaitu Museum Galeri Wayang.

Beberapa museum tersebut memiliki koleksi wayang dengan ciri khas dari kotanya masing-masing.

Namun hal ini berbeda dengan Museum Wayang Jakarta yang memiliki semua jenis wayang di Indonesia secara lengkap dan bahkan dari belahan dunia manapun bisa ditemukan di sini.

Foto By @wielin86

Musem Wayang Jakarta memiliki lebih dari 5500 koleksi semua benda yang berkaitan dengan dunia pewayangan.

Tentu saja museum ini menjadi tempat terbaik untuk bisa mengetahui dan belajar tentang sejarah wayang serta semua hal yang memiliki kaitan dengan kesenian wayang.

Tujuan pembangunan museum ini adalah agar bisa memberikan manfaat kepada pengunjung domestik dan luar negeri.

Museum Wayang Jakarta ber ada di kawasan tempat wisata Kota Tua, alamat lengkapnya di Jl.Pintu Besar Utara no.27.

Posisi gedung berada di depan Museum Fatahillah sebelah barat atau sebelah selatan Kota Tua Square. Museum ini menempati gedung yang memiliki corak dan gaya nuansa klasik bekas bangunan Belanda.

Gedung ini dibangun pertama kali pada tahun 1640 dan digunakan sebagai gereja yang bernama “De Oude Hollandsche Kerk” atau Gereja Lama Belanda.

Koleksi Museum
❤️

Foto By @krystofallen

Setelah melewati pintu masuk museum, para pengunjung akan melihat wayang golek Gatot kaca berukuran besar yang bersanding dengan permaisurinya yaitu Pergiwa.

Wayang tersebut berasal dari Sunda dengan ciri khas boneka yang terbuat dari kayu. Selanjutnya ada artefak yang menempel pada dinding dengan artikel bahasa Belanda tentang sejarah dan misteri pembangunan gedung tersebut.

Di bawah artefak, ada patung Semar model Banyumas dengan mulut terbuka karena filosofi Semar adalah seorang Begawan yang bijaksana dan suka tertawa.

Selanjutnya ada koleksi wayang golek khas dari Sunda seperti, Hanoman, Gatotkaca, dan Rahwana. Ada juga wayang Golek khas Bogor yang diletakkan dalam lemari kaca. Ukurannya berbeda-beda, ada berukuran kecil, sedang dan besar.

Masih banyak lagi koleksi wayang golek lainnya seperti Rama dan Shinta yang sedang bercengkrama dengan burung Garuda.

Pada ruangan pertama ini memang khusus untuk memajang koleksi wayang dari Jawa Barat, diantaranya adalah wayang golek Bandung seperti Ramawijaya, Duryudana, dan Cepot.

Lanjut:  Museum Bank Mandiri Jakarta

Selain itu, masih ada lagi koleksi lainnya seperti wayang golek Ciawi, Lenong Betawi dan lainnya. Sebelum pintu keluar dari ruangan ini, ada lukisan Semar dan Petruk yang diletakkan dalam lemari kaca.

Foto By @wielin86

Selanjutnya adalah ruang terbuka bekas makam yang terdapat prasasti tentang nama-nama para pejabat Belanda yang dimakamkan di ruangan tersebut.

Semua bentuk prasasti menempel pada dinding sebelah kiri dan kanan ruangan dan ditulis dalam bahasa Belanda.

Pada tanah bekas makam tersebut, dibuat sebuah taman dengan banyak sekali tumbuhan agar suasana lebih segar dan tidak menyeramkan.

Biasanya para pengunjung senang berada disini untuk mengambil foto dengan latar belakang prasasti.

Di ruangan selanjutnya terdapat koleksi boneka dengan wajah seram, terutama boneka wayang dari Sumatera Utara dengan bentuk kepala tanpa badan.

Boneka tersebut bernama Si Gale-gale dan hanya dimainkan ketika upacara kematian. Wayang ini adalah sumbangan langsung dari Gubernur Sumatera Utara sehingga merupakan koleksi asli yang berasal dari sumbernya langsung.

Ada juga boneka berwajah hitam kelam dengan kumis panjang serta berjanggut dan memiliki sorot mata yang tajam dengan memakai baju hijau.

Selain itu, ada juga lukisan seorang sinden yang menatap bapak dalang yang sedang memainkan pertunjukan wayang.

Masih banyak lagi koleksi boneka lainnya yang diletakkan dalam lemari kaca seperti kumpulan boneka-boneka anggota Si Unyil yang populer pada tahun 90-an.

Foto By @adeirawan18

Si Unyil merupakan bentuk wayang golek modern asli dari Indonesia yang dibuat Drs, Suyadi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Raden.

Selanjutnya adalah ruangan Wayang Revolusi yang menjadi salah satu koleksi andalan dalam museum ini.

Boneka-boneka Wayang Revolusi bercerita tentang perjuangan para pahlawan tanah air dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Ada boneka Si Pitung dan teman-temannya yang berhadapan dengan para tentara Belanda beserta antek-anteknya.

Terdapat lukisan yang unik yaitu para Punakawan yang memakai mahkota di kepalanya. Lukisan ini memiliki judul “Punakawan Jadi Raja”, tentu saja lukisan ini bercerita bahwa rakyat biasa juga bisa menjadi seorang raja.

Keunikan lainnya yaitu adanya beberapa boneka Si Manis Jembatan Ancol yang terkenal angker, yaitu wanita muda dengan memaki kerudung merah.

Di ruangan Wayang Revolusi terdapat tangga untuk menuju ke lantai 2. Setelah melewati tangga, koleksi pertama yang akan ditemui para pengunjung adalah sebuah lukisan besar yang berjudul “Perang Mahabharata”.

Lukisan tersebut adalah gambar tentang dahsyatnya perang Bharata Yudha dan tempat dimana perang terjadi antara pasukan Pandawa melawan Kurawa.

Dalam lukisan tersebut, tampak Bima atau Werkudara dari pihak Pandawa sedang menaiki kereta perang yang sedang berhadapan dengan Duryudana dari pihak Kurawa.

Dibawah lukisan tersebut, terdapat koleksi topeng dari kota Cirebon dan Surakarta. Ada juga koleksi lukisan lainnya yaitu tentang kisah Pandawa ketika bersama dengan ibunya yang dibuat oleh seorang pelukis dari Cirebon.

Selain itu, ada juga lukisan para Pandawa dan para Punakawan yang juga berasal dari pelukis Cirebon.Koleksi lainnya adalah beberapa wayang kulit Punakawan yang diletakkan dalam lemari kaca.

Lanjut:  Toko Merah Jakarta Barat

Melangkah ke ruangan selanjutnya ada koleksi Wayang Purwa dan terdapat denah silsilah mengenai Wayang Purwa. Terdapat juga koleksi beberapa boneka Cepot, yaitu wayang golek khas Jawa Barat.

Foto By @naila_aunika

Ada wayang kulit Puntadewa yang sedang memperlihatkan kesaktiannya dengan menjelma menjadi raksasa. Wayang lainnya adalah prabu Kresna yang juga berubah menjadi raksasa.

Masih banyak lagi koleksi wayang dari Bali, Surakarta dan Cirebon seperti wayang Beber, wayang Janur dan juga wayang kardus.

Ternyata, ada juga wayang kulit Presiden Soekarno yang sedang berpidato atau membaca teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Selain itu, ada juga wayang Pangeran Diponegoro dan para pahlawan lainnya yang sedang berhadapan dengan penjajah Belanda.

Tak ketinggalan pula, ada sebuah gamelan sebagai alat musik dalam pewayangan yang ikut menghiasi lemari kaca museum ini.

Pindah ke ruang selanjutnya ada koleksi wayang kulit dan boneka luar negeri dari Asia dan Eropa.

Wayang kulit pertama yang bisa dijumpai berasal dari Malaysia, yaitu Lesmana dengan tubuh berwarna merah membawa sebuah pedang.

Selanjutnya ada koleksi boneka dari India dan Thailand, kemudian ada boneka anak kecil dari Rusia. Koleksi lainnya adalah boneka sepasang pria dan wanita yang berasal dari Polandia tengah.

Ada juga beberapa boneka pria dan wanita yang berasal dari Cina. Di sebelahnya ada boneka yang sedang menari Kathakali berasal dari Kerala, India Selatan.

Selanjutnya ada koleksi dari Vietnam, yaitu beberapa boneka yang menggambarkan kehidupan masyarakat di negara tersebut dari petani sampai orang kaya yang sedang naik kuda.

Ruangan berikutnya adalah koleksi-koleksi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang pertama adalah Topeng Klono berasal dari Surakarta.

Topeng satu ini memang sangat unik, karena bentuk topeng dilapisi dengan butiran-butiran batu Yakult yang akan berkilau jika terkena cahaya.

Foto By @aslamfrd

Topeng Klono ini digantung dalam ruang kaca sehingga ketika berputar akan mengeluarkan cahaya-cahaya kecil yang berkilauan.

Masih ada lagi wayang golek yang berasal dari Jawa serta koleksi beberapa lukisan wayang yang biasa disebut dengan wayang Beber.

Selain itu, ada pula koleksi kaligrafi dengan bentuk tokoh pewayangan dan ada juga wayang pandawa yang sangat unik karena terbuat dari anyaman bambu. Banyak juga koleksi wayang kulit berwarna -warni khas dari kota Yogyakarta.

Dalam ruangan ini terdapat alat musik lengkap berapa jumlah alat musik yang digunakan dalam pertunjukan wayang seperti gamelan, gending, saron, gong, serta alat musik lainnya.

Ada juga wayang kulit dengan tema tentang kehidupan desa yaitu pak tani yang sedang berada di sawah dengan Si Kancil.

Di sebelahnya ada beberapa wayang kulit berbentuk pajurit kerajaan Cina serta tandu dan pengawal yang membawa bangsawan.

Koleksi wayang kulit Cina ini berasal dari kota Jogja yang bernama wayang Thithi dan sudah ada sejak tahun 1925, serta biasa dimainkan di tanah Jawa dengan tema mitos dan legenda negeri Tiongkok.

Koleksi lainnya adalah wayang kulit dari Bali, ukuran wayang tersebut lebih besar, namun bentuknya hampir sama dengan wayang dari Jawa.

Dalam ruangan ini, paling banyak adalah koleksi wayang kulit Pandawa yang berasal dari Jawa dan Bali.

Lanjut:  10 Rekomendasi Taman Wisata di Daerah Jakarta Barat Yang Bagus Untuk Liburan Anak-Anak

Koleksi unik yang terakhir adalah wayang Klitik dari Kediri, bentuknya lebih tebal dari wayang kulit pada umumnya.

Masih ada lagi koleksi wayang lainnya yang mungkin bisa menghibur para pengunjung, yaitu wayang janur. Wayang tersebut terbuat dari janur atau daun kelapa sehingga siapa saja bisa membuatnya.

Pihak pengelola museum memberikan fasilitas untuk mengajari para pengunjung agar bisa membuat wayang janur sendiri.

Selanjutnya wayang janur tersebut bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh atau kenang-kenangan dari Museum Wayang Jakarta.

Harga Tiket Masuk
❤️

Foto By @claudiacinta

Museum wayang yang ada di kawasan Kota Tua ini memang berbeda dengan museum lainnya dalam memberikan tarif tiket masuk.

Pihak pengelola museum memberikan harga tiket bervariasi berdasarkan usia pengunjung. Untuk kalangan pelajar SMP dan SMA dikenakan biaya tiket sebesar Rp.2000 per orang.

Setiap pelajar harus menunjukkan kartu pelajar kepada penjaga loket ketika membeli tiket. Hal ini karena fungsi utama museum sebagai sarana belajar bagi masyarakat terutama para pelajar.

Untuk kalangan mahasiswa dikenakan biaya tiket sebesar Rp.3000 per orang. Tentu saja setiap mahasisiwa harus bisa menunjukkan kartu mahasiswa sebagai bukti kepada penjaga loket.

Bagi para mahasiswa yang akan berkunjung ke Museum Wayang Jakarta, jangan lupa untuk membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) agar bisa mendapatkan diskon harga lebih murah dari tarif umum.

Sedangkan tarif masuk untuk kalangan dewasa atau umum harus membayar harga tiket sebesar Rp.5000 per orangnya.

Buka Jam Berapa
❤️

Foto By @she_wian

Museum Wayang Jakarta melayani pengunjung selama 6 hari dalam seminggu dan tutup pada hari Senin.

Museum di buka mulai jam 09.00-15.00 untuk hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at. Sedangkan khusus untuk akhir pekan, pada haris Sabtu dan Minggu tutup jam 20.00.

Sejarah Misteri
❤️

Foto By @naila_aunika

Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1640 yang digunakan sebagai gereja oleh Belanda. Nama gereja tersebut “De Oude Hollandsche Kerk” atau Gereja Lama Belanda.

Kemudian pada tahun 1732, bangunan tersebut diperbaiki dan namanya diganti menjadi “De NieuweHollandse Kerk” atau Gereja Baru Belanda. Pada tahun 1808, bangunan gereja ini hancur karena terjadi gempa bumi pada masa itu.

Gedung tersebut adalah bangunan pertama yang tertinggi di Jakarta sehingga mengalami kerusakan berat akibat gempa tersebut.

Foto By @nasrullhabib

Kemudian pihak Belanda membangun lagi gedung tersebut diatas reruntuhan bangunan pada tahun 1912 dan menjadikannya sebagai Museum Batavia.

Selanjutnya pada tahun 1975, gedung ini diresmikan gubernur Jakarta, Bapak Ali Sadikin sebagai Museum Wayang Jakarta.


Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!