Pasar Wonokromo Surabaya Buka Jam Berapa?

Alamat: Jalan Wonokromo No. 620, Jagir, Kota Surabaya 60244
Peta Lokasi: Klik Disini
Harga Barang: Relatif Murah

Buka Jam Berapa❤️

  • Jam Buka: Pasar Tradisional: Subuh hingga pukul 17.00, Pasar Maling: pukul 19.00-01.00 WIB

Pasar tradisional merupakan salah satu ikon wisata yang ada di kota-kota bersejarah di Indonesia.

Di kota-kota besar yang penuh dengan sejarah seperti Solo, Jogja, Semarang, Surabaya, dan Bandung, banyak wisatawan mengunjungi pasar-pasar tradisional yang masih sangat kental dengan budaya dan adat dari kota tersebut.

foto by instagram.com/attoksoeprapto

Tidak sedikit juga bangunan pasar tradisional yang dinyatakan pemerintah kota setempat sebagai bangunan cagar budaya yang layak untuk dilestarikan.

Kali ini, akan diulas sebuah pasar tradisional di kota Surabaya, profil pasar dan juga beberapa foto atau gambar pasar tersebut.

Lokasi Dimana❤️

Nah, salah satu pasar yang ada di Kota Surabaya (sering juga disebut ‘Sby’) ini adalah Pasar Wonokromo. Tepatnya berada di Jagir, Wonokromo, Surabaya.

foto by infopublik.id

Pasar tradisional yang menjadi favorit masyarakat ini berada di kompleks bangunan yang sama dengan Darmo Trade Centre (DTC) atau sering juga disebut dengan Pasar Grosir Wonokromo.

Sejarahnya, sebelum adanya DTC, tempat ini digunakan sebagai pasar tradisional. Namun, setelah beberapa lama, diadakan revitalisasi pasar dan dibangunlah suatu bangunan pasar yang lebih modern dan rapi.

foto by instagram.com/bcahayaalam

Lokasi yang strategis, dekat dengan jantung kota, membuat pasar Wonokromo ini sangat ramai dikunjungi masyarakat. DTC terletak di sebelah selatan pusat kota, dekat dengan bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, ataupun tol.

Lokasi pasar ini sangat mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Sebagai contoh, dari Stasiun Pasar Turi, rekan-rekan bisa pergi ke pasar dengan menggunakan angkot Lyn D Sidorame.

Lanjut:  10 Referensi Kue Khas di Daerah Surabaya Yang Rasanya Maknyus Ini Wajib Dibawa Pulang!

Sejarah Singkat
❤️

foto by instagram.com/_edo_suseno_

Beberapa waktu lalu, pada tahun 2002, pasar Wonokromo ini sempat hangus terbakar api. Kebakaran itu terjadi pada dini hari sekitar pukul 05.00 WIB.

Akibat dari kebakaran itu, banyak pedagang yang kehilangan barang dagangannya dan mengalami kerugian. Lebih dari 3.200 kios ludes termakan si jago merah. Kebakaran kala itu bukan yang pertama kali terjadi. Tempo dulu, pada 1990, pasar ini juga terbakar habis.

Daya Tarik❤️

foto by instagram.com/ahm_q

Pasar ini menjual segala jenis kebutuhan sehari-hari seperti sayur, buah-buahan, daging, ikan, dan rempah-rempah yang semuanya memiliki kualitas yang baik.

Sayur mayur yang dijual di pasar Wonokromo ini, rata-rata didatangkan dari Malang, hal inilah yang membuat kebutuhan yang dijual di pasar ini masih segar dan memiliki harga yang relatif murah.

Pasar ini juga terkenal sebagai salah satu sentra penjualan daging segar, karena didatangkan secara langsung dari rumah potong hewan yang dikelola oleh pemerintah.

Selain itu, karena terletak di gedung yang sama dengan DTC, yang menjadikan gedung ini perpaduan antara pasar tradisional dan modern, Anda juga bisa sekaligus membeli barang pecah belah dengan harga miring di lantai atas.

Anda bisa menemukan berbagai macam barang kebutuhan yang dijual baik secara grosir maupun eceran. Menariknya lagi, Anda juga akan menemukan pasar Mobil Bekas terbesar di Surabaya, yang berada di lantai 5 dan 6 bangunan DTC.

foto by instagram.com/gradied

Di pasar Wonokromo ini, rekan-rekan juga akan menemukan suatu fasilitas yang unik, bahkan sangat membantu bagi rekan-rekan traveler. Pasar Wonokromo ini menyediakan Tempat Penitipan Anak (TPA) bagi pedagang yang membawa anak.

Adanya tempat penitipan anak di dalam pasar, ini menjadi suatu inovasi yang sangat menarik dari pemerintah kota Surabaya.

Lanjut:  Ini Dia Wajah Baru Pasar Turi, Pusat Grosir Legendaris di Surabaya

TPA di dalam pasar ini ternyata bukan hanya yang pertama di Surabaya, tetapi bahkan mungkin merupakan pasar pertama di Indonesia yang menyediakan fasilitas ini.

Eits, jangan bayangkan sebuah TPA yang sempit dan tidak menarik ya. TPA di Pasar Wonokromo ini sangat menyenangkan dan didesain sedemikian rupa, menyesuaikan dengan hal-hal yang disukai anak-anak.

Para pedagang di pasar Wonokromo sudah banyak yang menitipkan anaknya di TPA ini.

foto by instagram.com/indonesiadise313

Dengan adanya tempat penitipan anak ini, para pedagang tidak lagi khawatir ketika membawa anak-anak mereka bekerja. Mereka juga tidak perlu lagi repot-repot memikirkan ‘jam bekerja yang tepat sehingga anak-anak tidak terganggu’.

Orang tuanya bisa tetap bekerja sesuai waktu yang mereka jalani, sementara anak-anak akan tetap aman dan betah menemani orang tua mereka karena bisa dititipkan dan bermain di TPA ini.

Pasar Maling❤️

foto by instagram.com/sulistyohadi

Nah, selain pasar tradisional Wonokromo, ternyata di depan gedung DTC ini juga terdapat satu pasar lagi yang hanya buka pada malam hari.

Pasar Maling namanya, atau biasa disebut pasar Maling Wonokromo. Jam berapa pasar maling ini mulai buka? Kenapa disebut pasar maling? Jangan khawatir dulu.

Sekalipun namanya adalah ‘pasar maling’ bukan berarti pasar ini adalah pasar gelap alias menjual barang-barang yang tidak sesuai hokum atau illegal atau bahkan barang curian.

Justru sebaliknya, pasar yang buka mulai pukul 19.00 WIB hingga 01.00 WIB ini menyediakan segala macam kebutuhan elektronik dengan harga yang murah.

foto by instagram.com/tukangsayur.co_gresik

Rekan-rekan bisa dengan mudah menemukan berbagai macam barang seperti handphone (hp), aksesoris elektronik, pakaian, sepatu, dan lain-lain.

Pedagang biasanya berjejeran di jalan, menjajakan barang dagangannya di atas jalan raya. Ada beberapa dari mereka yang juga menggunakan bangunan non permanen untuk menjajakan dagangannya.

Lanjut:  6 Hal Mengapa Surabaya North Quay SNQ Wajib Dijadikan Sebagai Daftar Wisata?

Bila sudah waktunya untuk ‘tutup’, para pedagang bisa dengan mudah mengemasi barang dagangan mereka.

Mungkin inilah alasan mengapa disebut dengan pasar maling, karena pedagang yang menjajakan barang jualannya di tempat itu tidak secara permanen ‘membangun’ lapak.

Ngomong-ngomong, nama ‘Pasar Wonokromo’ rupanya tidak hanya ada di Surabaya. Di Jogja, yaitu di daerah Bantul, juga terdapat pasar dengan nama serupa.

Pasar Jejeran Wonokromo namanya, yang terletak di Jalan Imogiri Timur, Pleret, Bantul, Yogyakarta.

Pasar di Bantul ini juga sering disebut dengan nama Pasar Klithikan (yaitu pasar barang bekas) atau Pasar Onderdil. Di tempat ini, rekan traveler bisa menemukan segala jenis barang bekas atau barang-barang loak dengan mudah.

foto by instagram.com/devinaelvaretta

Nah, bagaimana rekan-rekan traveler? Sudah tidak bingung lagi kan untuk menemukan pasar yang murah dan menyediakan berbagai macam kebutuhan (terutama untuk kalian yang nge-kos di daerah Surabaya)? Yuk, segera ke pasar Wonokromo Surabaya.

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!