Perang Pandan, Tradisi Desa Tenganan Bali Yang Terkenal di Kalangan Wisatawan

Alamat: Tenganan, Manggis, Karangasem, Bali 80871
Map: Klik Disini
Jam Buka: 10.00-16.00 WIB
No. Telp:
WhatsApp:

Harga Tiket Masuk❤️

HTM: Gratis
Parkir Motor: Gratis
Parkir Mobil: Gratis

Foto by liputan6.com

Bali memang selalu mempunyai daya pikat yang mampu membuat siapa saja rindu untuk kembali berkunjung. Banyak sekali kekayaan yang dimiliki oleh Bali bukan hanya wisatanya saja, namun budaya dan adat istiadatnya juga.

Hampir setiap wilayah di Bali mempunyai keragaman budaya masing-masing, salah satunya yaitu Perang Pandan tradisi yang berasal dari Desa Tenganan. Perang Pandan atau sering disebut juga sebagai Tradisi Mekare-kare ini memang sangat unik dan menarik perhatian wisatawan.

Desa Tenganan merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan Bali Timur. Selain karena terkenal dengan tradisi Perang Pandan, Desa Tenganan juga mempunyai hasil kerajinan kain tenun khas yaitu Kain Geringsing.

Foto by liputan6.com

Kain Geringsing adalah produksi kain tenun tradisional yang menggunakan teknik doble ikat dan saat ini sudah jarang ditemukan di Bali. Selain itu Desa Tenganan juga terkenal sekali dengan salah satu desa tua di Bali yang tidak terpengaruh oleh budaya dari luar. Hal tersebut terbukti dari tradisi Megeret Pandan yang sampai saat ini masih terus dilakukan.

Tak sedikit wisatawan yang datang ke Bali sengaja berkunjung ke Desa Tenganan hanya untuk menyaksikan pertunjukan tradisi daerah ini. Untuk bisa menikmati pertunjukan Perang Pandan para penonton tidak perlu membayar tiket alias gratis.

Pertunjukan Perang Pandan ini bisa dinikmati oleh siapa saja, baik masyarakat Desa Tenganan maupun wisatawan. Dengan menyaksikan budaya lokal ini kamu akan semakin jatuh hati dengan Pulau Dewata Bali.

Jalan Menuju Lokasi❤️

Foto by baligateaway.co.id

Apabila kamu tertarik ingin menyaksikan pertunjukan tradisi budaya lokal ini maka segeralah untuk bertandang ke Desa Tenganan. Lokasinya berada di kawasan Bali Timur, untuk bisa menjangkaunya kamu dapat pergi menggunakan kendaraan pribadi.

Lanjut:  Cari Spot Foto Instagramable di Bali? Yuk ke Rumah Bambu Pengalon Karangasem

Karena lokasinya yang lumayan jauh dari pusat kota, sehingga akan lebih mudah jika kamu pergi menggunakan kendaraan pribadi. Kamu bisa menggunakan jasa rental mobil atau motor yang sudah cukup terpercaya.

Agar lebih memudahkan perjalananmu maka kamu bisa mengikuti petunjuk arah melalui Google Maps. Caranya kamu hanya perlu klik link diatas, lalu ikutilah arahan navigasi yang diberikan. Jarak Desa Tenganan dari Bandara Udara Ngurah Rai sekitar 67,9 kilometer dengan estimasi waktu perjalanan mencapai 1 jam 45 menit.

Jadwal Pertunjukan❤️

Foto by baligateaway.co.id

Buat kamu yang tertarik ingin menyaksikan pertujukan tradisi Desa Tenganan ini maka datanglah pada bulan Juni. Tradisi Perang Pandan ini hanya dilaksanakan setahun sekali.

Untuk tanggalnya sendiri berbeda-beda, mengikuti penanggalan/kalender Bali Aga. Pertunjukan acaranya berlangsung mulai dari jam 10 pagi sampai selesai. Prosesi Perang Pandaan ini dilangsungkan selama dua hari.

Bagi para kaum perempuan mengenakan pakaian khas Tenganan berupa kain tenun Pegeringsingan, sedangkan prianya menggunakan pakaian adat madya dengan bertelanjang dada namun hanya memakai selendang, sarung dan ikat kepala.

Foto by batamnews.co.id

Durasi perang yang berlangsung setiap pertandingan hanya sekitar 1 menit saja. Suasana semakin terasa menegangkan akan diiringi juga oleh tabuhan musik gemelan, tujuannya supaya para peserta bisa lebih bersemangat mengalahkan lawan.

Jadi buat kamu yang pengen lebih dekat dengan budaya lokal Bali, memilih Desa Tenganan sebagai destinasi liburanmu bisa jadi keputusan tepat.

Selain bisa mengenal lebih dekat dengan budaya lokal setempat, kamu juga akan merasakan serta mendapatkan pengalaman yang berharga.

Pagelaran Megeret Pandan ini dilangsungkan bertepatan dengan tradisi Upacara Ngusaba Kapat/Sasis Sembah yang diselenggarakan di depan Halaman Bale Agung.

Sejarah Perang Pandan❤️

Foto by wisata-bali.com

Pada masa Kerajaan Beahulu ada seorang raja bernama Maya Denawa yang saat itu melarang rakyatnya menyembah Tuhan. Raja Maya Denawa menjadikan dirinya sebagai seorang Dewa yang harus disembah oleh rakyatnya.

Lanjut:  Wisata Gunung Agung Bali

Selain dilarang menyembah Tuhan, Raja Maya Denawa juga melarang rakyatnya untuk menggelar acara upacara keagamaan kepada Dewa. Untuk menghentikan perilaku Raja tersebut akhirnya Dewa Kahyangan mengutus Dewa Indra untuk menyadarkan Raja Maya Denawa.

Namun usaha Dewa Indra tidak berhasil dan mengakibatkan keduanya harus berperang hingga akhirnya Maya Denawa dapat dikalahkan. Cerita tersebut juga menjadi latar belakang sejarah Tirta Pura Empul di Tampaksiring, Goa Maya Denawa dan Pancoran Cetik.

Foto by goodnewsfromindonesia.id

Karena wilayah kerajaan ini dianggap kotor, maka diselenggarakanlah upacara penyucian menggunakan seekor Kuda. Kuda yang terpilih menjadi kurban untuk acara upacara penyucian tersebut ialah milik Dewa Indra yakni Oncesrawa.

Namun sayang, kuda putih milik Dewa Indra tersebut melarikan diri ke wilayah Karangasem yang saat ini bernama Tenganan. Hingga pada akhirnya kuda tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa di daerah Tenganan.

Dewa Indra memerintahkan para prajuritnya untuk menganugerahkan tanah tersebut agar bau bangkai kudanya bisa tercium. Para prajurit akhirnya memotong bangkai kuda dan membaginya ke beberapa titik. Karena hal inilah Dewa Indra juga membagi dirinya menjadi 6 bagian.

Oleh sebab itulah, tradisi Perang Pandaan masih terus dilaksanakan oleh desa Tenganan sebagai penghormatan kepada Dewa Indra. Budaya unik seperti inilah yang membuat Desa Tenganan menjadi terkenal di kalangan para wisatawan.

Manfaat Tradisi
❤️

Perang Pandan atau Megeret Pandan merupakan salah satu tradisi budaya lokal yang memiliki manfaat atau tujuan sebagai bentuk persembahan dan penghormatan kepada Dewa Indra dan para leluhur.

Warga Desa Tenganan memiliki kepercayaan yang mayoritasnya Hindu seperti warga Bali pada umumnya. Namun warga Desa Tenganan ini tidak mengenal kasta dan mereka juga menyakini bahwa Dewa Indra merupakan Dewa Tertinggi.

Lanjut:  Alila Manggis Karangasem Bali

Tentu hal tersebut berbeda dengan kepercayaan warga Bali lainnya yang mempercayai bahwa Dewa Tertinggi ialah Tri Murti, Wisnu, Siwa dan Brahma.

Alat yang digunakan untuk perang ini ialah memakai daun pandan berduri. Dimana pandan berduri tersebut diikat dan dilengkapi dengan sebuah perisai yang terbuat dari rotan. Pandan berduri berfungsi sebagai gada sedangkan perisai rotan tersebut menjadi tameng untuk menangkis serangan lawan.

Foto by goodnewsfromindonesia.id

Perang Pandan ini hanya boleh diikuti oleh para pria yang sudah menginjak usia remaja. Rentetan proses dimulai dengan peserta mengelilingi desa dengan tujuan supaya diberi keselamatan dalam perang.

Para peserta perang berdiri berhadap-hadapan satu lawan satu. Para peserta memegang peralatan perangnya masing-masing. Setelah wasit memberi aba-aba, para peserta bisa langsung memulai perangnya.

Salah satu keunikan dari tradisi ini adalah para peserta akan saling menggosokkan daun pandan berduri ke punggung lawan, oleh sebab itulah dinamai juga Megeret Pandan. Buat yang nyalinya ciut jangan coba-coba deh buat menjajal perang ini.

Foto by yopiefranz.com

Bekas luka goresan daun pandan berduri tersebut nantinya akan diobati menggunakan ramuan tradisional yang terbuat dari bahan rempah-rempah seperti kunyit. Kunyit dianggap manjur untuk menyembuhkan luka gores.

Jadi itulah review singkat dari tradisi Perang Pandan, kalau pengen menyaksikan langsung seperti apa keseruannya kamu bisa bertandang ke Desa Tenganan pada bulan Juni 2024 mendatang ya!


Satu pemikiran pada “Perang Pandan, Tradisi Desa Tenganan Bali Yang Terkenal di Kalangan Wisatawan”

  1. Om Swastiastu..
    Halo.. Sy mau lihat acara Perang Pandan ini.. Apakah ada tanggal pastinya utk pelaksanaan nya? Spy kami tdk kecewa kesitu.. Panitia bs tlg diinfokan yaa.. Spy makin byk turis yg menyaksikan acara budaya ini..demikian. Matur suksma ?

    Balas

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!