Taman Pelangi Jogja

Taman pelangi jogja yogyakarta tiket masuk siang hari 2024 alamat lokasi harga foto wahana hotel dekat peta sleman jam buka map dari malioboro monjali kembali lengkap akses menuju wisata ada apa berapa bacaan biaya contact person cara ke gambar makanan denah rumah hantu tempat makan htm info jadwal jalan operasi kuliner transportasi rute monumen nomor telepon operasional objek permainan sriwijaya tutup tarif tentang video bantul kabupaten
gambar by @bismarronggi

Lokasi: Jalan Ring Road Utara, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55284
Map: Klik Disini
HTM: Senin – Kamis Rp.10.000, Jumat – Minggu Rp.15.000
Buka Tutup: Senin – Kamis 16.30 – 22.00 WIB, Jumat – Minggu 17.00 – 23.00 WIB
Telepon: 0819 – 5086 – 070

Selama ini Daerah Istimewa Yogyakarta identik dengan wisata budaya, wisata sejarah dan wisata pantai. Dikenal sebagai wisata budaya karena Jogja merupakan sentra kebudayaan Jawa dengan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat dan tradisi.

Selain itu para seniman Jogja dikenal sangat kreatif dalam memadukan budaya lokal dengan budaya global sehingga menghasilkan karya seni dengan citarasa yang berbeda. Kreatifitas mereka tersebut dapat dijumpai setiap malam di sepanjang Jalan Malioboro.

Populer dengan wisata sejarahnya, karena Yogyakarta dihiasi landmark-landmark monumental yang usianya sudah berabad-abad dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang negeri ini.

Beberapa saksi sejarah yang masih berdiri tegak hingga hari ini diantaranya adalah Candi Prambanan yang fenomenal, Candi Kalasan, Candi Ratu Boko, Candi Plaosan, Keraton Yogyakarta, Taman Sari, Beteng Vredeburg, Situs Makam Raja-Raja Imogiri, dan masih banyak lagi yang lain.

Yogyakarta juga terkenal dengan wisata pantainya, karena meski memiliki wilayah yang sempit namun provinsi ini dihiasi dengan puluhan pantai yang eksotis.

Beberapa dari pantai-pantai yang menawan tersebut diantaranya adalah: Pantai Parangtritis dan Parangkusumo yang ada di Bantul, puluhan pantai yang ada di Gunung Kidul seperti Pantai Indrayanti, Pantai Pok Tunggal, Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai Kukup, Pantai Drini, Pantai Sadranan dan puluhan pantai yang lain.

Gemerlap Lampu (foto: yogyes.com)

Selain ketiga jenis wisata yang menjadi unggulan, Provinsi DIY masih memiliki beberapa jenis wisata lain, seperti Wisata Goa, Wisata Air Terjun, Wisata Ziarah, Wisata Edukasi, Wisata Kuliner sampai dengan Wisata Buatan.

Didirikannya wisata-wisata buatan layak untuk diapresiasi, karena hal tersebut membuktikan bahwa provinsi ini terus berusaha untuk dapat tetap sejajar dengan Bali sebagai primadona pariwisata di Indonesia.

Dengan menghadirkan wisata buatan, setidaknya memberikan lebih banyak alternatif kepada para wisatawan untuk menambah destinasi wisata yang dikunjungi saat melakukan travelling ke Jogja.

Selain itu dengan bertambahnya jumlah tempat wisata, membuat para wisatawan tidak terpusat di satu tempat, sehingga aktifitas berwisata yang mereka lakukan dapat benar-benar maksimal.

Beberapa tempat wisata buatan di Yogyakarta yang dibangun dalam beberapa tahun terakhir diantaranya adalah: Jogja Bay Waterpark, Sindu Kusuma Edupark, Cakra Manggilingan, De Arca & Museum De Mata, Baron Technopark, dan bebereapa tempat wisata buatan yang lain, salah satunya adalah Taman Pelangi Jogja atau Taman Monjali (Monumen Jogja Kembali).

Taman Pelangi Jogja menjadi salah satu objek wisata buatan yang selalu dibanjiri oleh para wisatawan karena menghadirkan sesuatu yang berbeda. Di sini pengunjung dapat menyaksikan indahnya pelangi tanpa harus menunggu datangnya hujan, bahkan dilakukan pada malam hari.

Cahaya lampu yang selama ini lebih banyak difungsikan sebagai penerangan, di Taman Monjali diubah menjadi ornamen-ornamen cantik yang menghadirkan kesan unik dan menarik.

Begitu juga dengan lampion-lampion yang tertata indah, menyuguhkan suasana romantis bagi mereka yang ada di sekelilingnya. Itu sebabnya Taman Pelangi tidak hanya menjadi favorit kaum muda, tapi juga menjadi tempat rekreasi keluarga.

Lampion-lampion yang Tertata Artistik (foto: dakatour.com)

Keberadaan Taman Pelangi Jogja tidak dapat dipisahkan dari Museum Monumen Jogja Kembali (Monjali), karena taman ini memang bagian dari Monjali yang hanya buka pada pagi hingga sore hari, sebagaimana jam operasi dari Museum Monjali, yaitu jam 08.00 – 16.00.

Baru setelah terjalin kerjasama antara Pemprov DIY dengan PT Cikal Bintang Bangsa, dilakukanlah perombakan di sejumlah bagian dengan tanpa merombak bentuk dasar dari taman tersebut, sehingga terbentuklah Taman Pelangi Jogja.

Tidak hanya bagian taman saja yang dilakukan perubahan, tapi juga jadwal operasional dari taman. Jika semula Taman Monjali buka pada pukul 08.00 dan tutup pada jam 16.00, setelah dilakukan kerjasama dengan pihak swasta, jam operasional tersebut bertambah hingga malam hari.

Artinya, pada pagi hingga siang hari taman tetap berfungsi seperti semula, sedang pada sore hingga malam hari berfungsi sebagai Taman Pelangi Jogja. Jam operasional dari Taman Pelangi tersebut pada hari Senin – Kamis pukul 16.30 – 22.00 WIB, sedang pada hari Jumat – Minggu pukul 17.00 – 23.00 WIB.

Mengingat Taman Pelangi merupakan bagian dari Museum Monjali dan asalnya memang taman yang mengelilingi Monumen Jogja Kembali, maka sebelum mengenal lebih jauh tentang Taman Pelangi ada baiknya untuk mengetahui sekilas tentang Museum Monumen Jogja Kembali.

Mengenal Monjali❤️

Museum Monumen Jogja Kembali (Monjali) dibangun pada 29 Juli 1985 untuk menghormati sekaligus menghargai para pahlawan yang gugur dalam pertempuran di Daerah Wehrkreise III (RIS) sepanjang tanggal 19 Desember 1948 – 29 Juni 1949. Sebanyak 422 nama pahlawan yang gugur di medan laga tersebut diabadikan di rana pintu masuk Museum Monjali.

Lanjut:  10 Pilihan Hotel Dekat Bandara Adisucipto, Mulai 99 Ribu Aja
Berkeliling Taman Monjali dengan Perahu Dayung (foto: monjali-jogja.com)

Nama Jogja Kembali dipilih sebagai nama museum dengan maksud untuk memperingati peristiwa bersejarah, yaitu ditariknya seluruh Tentara Pendudukan Belanda pada tanggal 29 Juni 1949 dari Yogyakarta yang pada waktu itu menjadi ibukota RI. Peristiwa tersebut menjadi titik awal hancurnya kekuasaan pemerintah Belanda di bumi Indonesia.

Museum yang terletak di sebelah Utara Kota Jogja ini berbentuk kerucut yang terbagi atas 3 lantai, dilengkapi ruang serbaguna serta ruang perpustakaan untuk menyimpan koleksi buku-buku dan bacaan-bacaan yang berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia utamanya yang berkaitan langsung dengan peristiwa Jogja Kembali.

Pada bagian luar museum, di dekat pintu Timur terpajang replika Pesawat Cureng dan di dekat pintu Barat terpajang replika Pesawat Guntai.

Di atas podium Barat dan Timur, pengunjung dapat menyaksikan 2 senjata mesin beroda lengkap beserta tempat duduknya, dan di ujung Selatan pelataran berdiri sebuah dinding yang bertuliskan 420 pejuang serta Puisi Karawang Bekasi yang ditulis Chairil Anwar.

Bangunan monumen dikelilingi kolam dengan 4 jalan menuju pintu masuk lantai satu yang terbagi atas empat ruang museum.

Benda-benda yang menjadi koleksi di lantai satu ini antara lain: kursi tandu Panglima Besar Jenderal Soedirman, Seragam Tentara Pelajar, senjata yang dipergunakan pada saat merebut Kota Jogja, bentuk evokatif dapur umum saat perang kemerdekaan dan berbagai benda bersejarah lainnya yang berhubungan langsung dengan peristiwa Serangan Umum Satu Maret.

Salah Satu Sudut Saat Siang Hari (foto: newrgapblog-wisatajogja.blogspot.co.id)

Pada dinding luar lantai dua terdapat ukiran 40 relief tentang peristiwa perang kemerdekaan dan diplomasi yang dilakukan para petinggi RI pada masa itu dengan Pemerintah Belanda. Sedang bagian dalam lantai dua berisi 10 diorama yang menggambarkan beberapa peristiwa bersejarah.

Lantai tiga berbentuk lingkaran dengan tiang bendera di tengahnya yang dilengkapi dengan bendera merah putih. Ruangan yang diberi nama Garbha Graha ini dimaksudkan sebagai tempat hening yang berfungsi untuk mendoakan para pahlawan serta merenungi perjuangan dan pengorbanan yang telah mereka berikan bagi bangsa dan negara Indonesia.

Mengenal Taman Pelangi❤️

Selain area utama yang bersifat edukatif dan menjadi bagian terpenting dari museum, terdapat sarana rekreatif yaitu taman yang mengitari bangunan Museum Monjali. Taman ini difungsikan bersamaan dengan berdirinya Museum Monjali, dan jam operasionalnya juga mengikuti jam operasional museum.

Sejak dilakukan kerjasama antara Pemprov DIY dengan PT Cikal Bintang Bangsa, taman ini direhab sedemikian rupa dengan tanpa mengubah bentuk dasarnya serta dilengkapi dengan sejumlah fasilitas umum dan berbagai macam wahana permainan.

Hasilnya, begitu dilaunching pada 17 Desember 2011, masyarakat Jogja banyak yang terpukau oleh kemilau lampu dan lampion yang menghiasi sudut-sudut Taman Monjali.

Taman Pelangi dengan Latar Belakang Monumen Jogja Kembali (foto: monjali-jogja.com)

Taman Monjali yang berubah nama menjadi Taman Pelangi Jogja ini dalam waktu yang relatif singkat menyedot perhatian para wisatawan dari luar daerah, terlebih setelah info, review, foto-foto dan gambar videonya banyak diunggah oleh warganet di sejumlah media sosial.

Kesuksesan Taman Pelangi dalam menyedot wisatawan tersebut rupanya menginspirasi PT Cikal Bintang Bangsa untuk membuka tempat rekreasi dengan model yang sama di sejumlah tempat.

Alhasil, muncullah sejumlah taman hiburan dengan konsep sejenis di Jakarta dan Riau, sebelum akhirnya membuka Taman Pelangi Sriwijaya di Kota Palembang pada 28 September 2014.

Menempati lahan seluas 14 hektar dengan 24 wahana permainan dan replika rumah-rumah adat dari beberapa daerah yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, membuat Taman Pelangi Sriwijaya menjadi Taman Pelangi terbesar di Indonesia.

Meski jumlah wisata sejenis semakin bertambah, bahkan kalah besar dibandingkan Taman Pelangi Sriwijaya, namun daya tarik yang disuguhkan Taman Pelangi Jogja masih tetap menggoda para wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata ini setiap tahunnya.

Menikmati Gemerlap Cahaya❤️

Bagi pengunjung yang akan memasuki Taman Pelangi Jogja, dapat melewati dua pintu gerbang yang ada di sebelah Barat dan Timur yang terbuat dari lampu berbentuk pelangi dengan ukuran yang cukup besar.

Setelah melewati pintu gerbang, akan dapat disaksikan dan dinikmati lampu-lampu dan lampion yang ditata sedemikian rupa dengan berbagai bentuk dan ukuran sehingga menghasilkan pemandangan yang menarik.

Lanjut:  8 Alasan Kuat Harus Berkunjung ke Upside Down World Jogja
Lampu-lampu Berbentuk Tokoh Kartun (foto: dakatour.com)

Lampu-lampu tersebut ada yang digantung, ditempelkan pada dinding, diikat pada batang pohon serta ditanam dalam tanah.

Dengan mempertimbangkan unsur dekoratif yang sarat nilai-nilai artistik dan estetik, lampu-lampu dan lampion tersebut dibentuk untuk menghiasi pepohonan, dibentuk menyerupai berbagai jenis binatang, tokoh-tokoh kartun dan dongeng, bahkan wajah-wajah ketujuh Presiden Republik Indonesia.

Agar pengunjung yang datang tidak merasa bosan dengan berbagai bentuk ornamen yang dibuat dari lampu dan lampion, setiap beberapa bulan sekali bentuk, warna dan desain dari lampu-lampu dan lampion tersebut selalu dirubah.

Suasana baru yang selalu dihadirkan oleh lampu-lampu dan lampion itulah yang membuat tempat wisata ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

Suasana tenang dan romantis yang dihadirkan oleh lampu dan lampion, membuat Taman Pelangi menjadi tempat yang tepat untuk menikmati indahnya malam, baik bersama kekasih, teman atau keluarga. Lalu lalang kendaraan di jalan raya sekitar Museum Monjali, tidak akan mengganggu ketenangan para pengunjung, karena seolah diredam oleh keindahan cahaya.

Bentuk-bentuk menarik dan artistik dari lampu dan lampion juga sangat menarik untuk dijadikan latar belakang foto. Karena itu jangan lupa untuk membawa kamera pada saat akan berangkat ke Taman Pelangi dan tidak butuh waktu lama untuk memenuhi memori kamera, sebab di hampir semua sudut yang ada di taman ini dapat menjadi spot menarik untuk berfoto ria.

Sebanyak 20 wahana permainan yang memenuhi lokasi, bakal menambah seru aktifitas selama berada di Taman Pelangi. Berbagai jenis permainan tersebut dapat dipilih sesuai selera dengan tarif yang bersahabat. Banyaknya fasilitas permainan itulah yang membuat tempat ini juga ramai dikunjungi oleh keluarga yang datang bersama anak-anak.

Lampu Berbentuk Fauna (foto: dakatour.com)

Pada saat-saat tertentu Taman Pelangi Jogja menggelar konser musik dengan menghadirkan artis-artis lokal. Koser musik yang bertempat di dekat kolam sisi Utara tersebut tidak memiliki jadwal rutin, namun pada setiap akhir pekan atau saat liburan hampir bisa dipastikan selalu ada.

Bahkan, setiap 3 atau 6 bulan sekali, pihak pengelola selalu menghadirkan artis-artis ibukota untuk mengundang para pengunjung.

Karena tidak ada jadwal rutin, jika ingin mengetahui kapan akan digelar konser musik dan siapa yang akan tampil di atas panggung, dapat mencari informasi melalui media sosial Taman Pelangi Jogja atau dapat menghubungi contact person pihak pengelola di nomor telepon 0819 – 5086 – 070.

Rute Menuju Lokasi❤️

Dengan lokasi yang berada di pusat kota, tidak sulit untuk mencari alamat dari Taman Pelangi yang secara administratif berada di JL. Ring Road Utara, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bagi pengunjung yang datang dari luar kotapun, tidak perlu mambawa denah, peta atau membuka google map, karena di sepanjang jalan Kota Jogja banyak dijumpai papan penunjuk arah menuju ke Monumen Jogja Kembali atau ke Taman Pelangi.

Hanya saja, untuk mereka yang membawa kendaraan pribadi, jika berangkat dari Tugu Jogja, sebaiknya mengikuti jalan yang lurus ke Utara hingga tiba di Ringroad Utara, karena objek wisata ini berada di pinggir jalan Ringroad Utara. Selain menggunakan kendaraan pribadi, akses menuju Taman Pelangi juga dapat ditempuh dengan berbagai macam angkutan umum.

Untuk wisatawan yang datang ke Jogja dengan menggunakan sarana transportasi pesawat, jika ingin langsung ke Taman Pelangi, dari Bandara Adisucipto bisa naik Bus Transjogja yang selalu standby setiap 15 menit sekali dengan membayar Rp.3.000.

Taxi dan ojek juga tersedia di kawasan bandara, hanya saja Anda harus pandai-pandai menawar, karena taxi yang beroperasi di sini tidak menggunakan argo. Ongkos taksi biasanya berkisar antara Rp.30.000 – Rp.40.000 sedang ojek motor sekitar Rp.25.000.

Lampion Tujuh Wajah Presiden RI (foto: news.detik.com)

Wisatawan yang datang ke Jogja dengan menggunakan kereta api, jika turun di Stasiun Lempuyangan hanya bisa menggunakan jasa taxi dan ojek untuk sampai ke Taman Pelangi.

Sedang untuk yang turun di Stasiun Tugu yang jaraknya sekitar 2 km dari objek wisata, selain menggunakan jasa taxi dan ojek juga dapat memanfaatkan angkutan umum Kobutri dengan mengambil jalur 17 lalu turun di Pingit. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan bus Jurusan Tempel dan turun di Ringroad.

Baru kemudian berjalan kaki atau nbaik becak untuk menuju ke lokasi. Cara lain untuk mereka yang turun di Stasiun Tugu adalah dengan menuju ke halte Malioboro 1 dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bus TransJogja rute 2A lalu turun di Halte Monjali 2 yang letaknya di Ringroad Utara.

Wisatawan yang berkunjung dengan naik bus, bisa turun di Terminal Giwangan atau Terminal Jombor. Untuk yang turun di Terminal Giwangan dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bus Transjogja Jurusan Tempel danturun di Ringroad.

Lanjut:  Menginap di Sofia Boutique Residence, Akomodasi Bintang 4 di Sleman Yang Berkonsep Eropa Klasik!

Sedang yang turun di Terminal Jombor dapat naik Bus Tranjakarta rute 2B dan turun di Halte Monjali 1 yang letaknya tepat di depan lokasi.

Harga Tiket Masuk❤️

Untuk dapat menikmati keindahan lampu dan lampion di setiap sudut Taman Pelangi, pengunjung hanya dikenakan HTM sebesar Rp.10.000 untuk hari Senin – Kamis serta Rp.15.000 untuk hari Jumat – Minggu dan hari libur nasional. Harga tiket masuk tersebut belum termasuk biaya parkir sebesar Rp.2.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil.

Dengan membayar tiket yang relatif murah, pengunjung tidak hanya dapat menikmati lampu-lampu yang dimodifikasi dengan cantik dan lampion yang tertata artistik, tapi juga dapat menikmati sejumlah fasilitas yang tersedia. Beberapa fasilitas tersebut diantaranya adalah: wahana permainan, toilet umum, mushollah, pujasera, penginapan atau hotel dan area parkir yang luas.

Fasilitas toilet umum dan mushollah tidak sulit untuk dicari, karena sudah dilengkapi dengan papan petunjuk arah. Area parkir berada di sekeliling jalan yang mengitari Monjali, sehingga pengunjung dapat leluasa memarkir kendaraannya di mana saja. Sedang untuk wahana permainan, tersebar di beberapa tempat agar pengunjung yang datang tidak terpusat di satu lokasi.

Untuk dapat menikmati setiap wahana permainan, pengunjung masih dikenakan tarif lagi dengan harga yang tidak sama antara wahana yang satu dengan wahana yang lain. Semakin banyak wahana yang dimainkan, maka semakin besar pula kocek yang harus dikeluarkan.

Tarif untuk masing-masing wahana tersebut adalah sebagai berikut: Trampolin sebesar Rp.10.000, Kora-Kora Rp.15.000, Euro Bungee Rp.20.000, Boom Boom Car Rp.10.000, Sepeda Listrik Rp.15.000, Safari Train Rp.10.000, ATV Rp.15.000, Bola Air Rp.15.000, Perahu Dayung Rp.20.000, Junior Jert, Rp.10.000, Speed Boat Rp.10.000, Tandem Rp.15.000, Helicak Rp.20.000 dan Becak Mini sebesar Rp.10.000 untuk berkeliling halaman wisata.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati sensasi hiburan yang berbeda, dapat mencoba beruji nyali dengan memasuki rumah hantu yang memasang tarif sebesar Rp.10.000.

(foto: njogja.co.id)

Bagi para pengunjung yang ingin mencoba lezatnya kuliner ala Yogyakarta, tersedia lebih dari 25 tempat makan yang menghidangkan berbagai makanan dan minuman dengan harga yang ramah dikantong.

Menu yang ditawarkan cukup berfariasi, mulai dari berbagai jenis makanan Nusantara, oriental food, Arabian Food sampai dengan makanan ala Barat.

Namun menu yang paling banyak ditawarkan oleh para pedagang adalah makanan-makanan khas Jogja seperti Gudeg, Krecek, Tengkleng, Mengut Lele, Brongkos, Oseng-Oseng Mercon, Sego Abang Lombok Ijo, Sate Klatak, serta yang lain.

Tersedia pula jajanan ala Jogja yang sulit untuk diperoleh di tempat lain, seperti: Belalang Goreng, Geblek, Jadah Tempe, Kue Adrem, Peyek Tumpuk, Nasi Tiwul, Gatot, Yangko, Cenil, serta yang lain.

Bersantap sambil ditemani indahnya lampu dan lampion di kejauhan serta suasana Jogja pada malam hari, tentu akan menggugah selera dan memberikan pengalaman yang sulit untuk dilupakan.

Bagi wisatawan dari luar kota yang ingin mencari tempat bermalam di dekat Taman Pelangi agar keesokan harinya bisa langsung berkunjung ke Monumen Jogja Kembali serta melanjutkan perjalanannya ke destinasi wisata lainnya yang ada di Jogja, tidak perlu jauh-jauh mencari tempat penginapan, karena tepat di sebelah Timur Taman Lampion terdapat Indoluxe Hotel.

Jika ingin mencari penginapan dengan harga yang ekonomis bisa menuju ke sebelah Selatan Monjali atau menyusuri JL. Magelang yang jaraknya sekitar 1 km di sebelah Barat Monjali. Di sana banyak terdapat guest House dengan harga sewa kamar permalam mulai dari Rp.175.000 – Rp.300.000.

Beberapa guest house yang ada di kedua lokasi tersebut diantaranya adalah Adya Nalendra Boutique Hotel, Airy Eco Pogung Baru, Airy Eco Uny Komplek, Hotel Batik, Nirvana Inn 1 & 2, Tegal Panggung Guest House, Artha Guest House, Ndalem Surokarsan, Victory Guest House, serta yang lain.


2 pemikiran pada “Taman Pelangi Jogja”

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!