Taman Purbakala Pugung Raharjo di Lampung Timur

Foto By @ardiansyah_yasir12

Lokasi: Desa Pugung Raharjo, Kec. Sekampung Udik, Kab. Lampung Timur, Prov. Lampung
Map: Klik Disini
HTM: Rp.8.000 per Orang
Buka Tutup: 07.00-17.00 WIB
Telepon: 0895-1403-3154

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan letak geografis diantara benua Asia dan Australia.

Nusantara juga diapit oleh dua samudera besar di dunia, Samudera Pasifik dan Hindia. Dengan total jumlah pulau sekitar 18.000, the world’s largest archipelago. Oleh karena hal ini pula lah, banyak penelitian yang dilakukan di Indonesia.

Salah satu penelitian yang dilakukan adalah mengenai sejarah dan arkeologi, peninggalan-peninggalan kebudayaan dan perkembangan peradaban manusia.

Sudah sangat dikenal tentang adanya beberapa tulang atau fosil manusia purba, atau bahkan situs-situs lain seperti punden berundak di negara kita tercinta.

Letak dan Rute❤️

Foto By @erimameyana

Di daerah Lampung, juga terdapat suatu lokasi atau situs yang sering menjadi perhatian peneliti dan arkeolog.

Situs ini diberi nama Taman Purbakala Pugung Raharjo, seperti nama desa tempatnya berasal yaitu Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik di Kabupaten Lampung Timur.

Lokasi situs dikelilingi oleh tanggul atau benteng, tepatnya sekitar 52 km sisi Timur dari kota Bandar Lampung dengan luas sekitar 30 hektar.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi wisata dari kota Bandar Lampung adalah kira-kira 2 jam perjalanan.

Foto By @lucky_salilana

Sayangnya masih ada beberapa jalan menuju situs purbakala yang mengalami kerusakan.

Objek wisata sejarah ini berada di daerah dengan kondisi alam subur, sejuk, dan dikelilingi oleh tumbuh-tumbuhan rindang dan hijau.

Untuk bisa mencapai lokasi, bisa dengan berkendara dari kota Bandar Lampung, baik melalui Kota Metro maupun langsung ke Kecamatan Sekampung Udik.

Sejarah Berdirinya❤️

Foto By @amin_sanjaya

Di lokasi penelitian, terdapat banyak bukti-bukti peninggalan masa Megalitikum atau prasejarah, peninggalan budaya Hindu, Budha, dan Islam.

Awalnya, benda yang menjadi bukti peninggalan sejarah ini ditemukan oleh warga transmigran dari desa Batanghari.

Mereka yang sedang membuka wilayah untuk pemukiman, bertani atau berladang, menemukan banyak bukti sejarah tersebut.

Lanjut:  Lihat Sunrise di Bukit Pangonan Pringsewu Lampung

Sejak tahun tersebut, dimulailah penelitian oleh Lembaga Purbakala di bawah pimpinan Drs. Buchori.

Pada tahun 1980, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional bersama Pennsylvania Museum University memberikan Laporan Penelitian Sumatera, hasil dari pencatatan serta pendokumentasian mengenai situs Pugung Raharjo.

Hingga tahun 1984 proses pengembangan dan pemugaran situs prasejarah terus dilakukan oleh pemerintah.

Hingga saat ini, baru sekitar 6 hektar wilayah situs yang sudah dibebaskan tanahnya. Sementara sisanya masih menjadi milik masyarakat.

Namun, bersyukur sekali karena status taman sekarang adalah cagar budaya, yang berarti bahwa bangunan ini sudah dilindungi oleh pemerintah secara hukum sah.

Keistimewaan Daya Tarik❤️

Foto By @9krisnaardi.pradana

Situs arkeologi ini sangat menarik karena menyimpan bukti dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia.

Situs ini memiliki banyak peninggalan untuk masing-masing ‘masa sejarah’ dengan peninggalan kronologis yang sangat lengkap.

Dengan mengunjungi situs ini, kita bisa sekaligus mempelajari perkembangan budaya bangsa kita.

Foto By @riska_dahliaa

Beberapa artefak yang ada di situs ini antara lain keramik-keramik, baik merupakan keramik lokal dari beberapa kerajaan di Nusantara maupun keramik dari berbagai dinasti mancanegara, manik-manik, punden berundak, arca.

Selain itu, ada juga menhir, dolmen, alat rumah tangga pada masa prasejarah, peralatan perang seperti pisau, mata tombak, kapak batu, perhiasan seperti gelang perunggu, batu mayat, dan lain-lain.

Ada yang unik loh di kawasan taman ini. Salah satunya adalah benteng parit yang terbentuk dari tanah.

Awalnya benteng ini digunakan sebagai suatu perlindungan dari binatang buas atau dari musuh-musuh. Bentuknya persegi panjang yang mengitari area situs.

Cukup panjang kok bentengnya, sekitar 300m loh di sisi barat, sedangkan sisi baratnya mencapai 1,2 km.

Nah, bila ingin menikmati dan melihat sendiri punden berundak, bisa masuk ke dalam situs.

Di taman, terdapat beberapa macam punden dengan berbagai tingkatan undakan. Punden ini diprediksi oleh para arkeolog berasal dari masa Megalitikum atau sekitar tahun 2.500 SM.

Wah, hebat ya kebudayaan manusia pada masa itu, peninggalannya masih bisa ditemukan dan dilestarikan selama 3.000 tahun lebih.

Lanjut:  Selain Kripik Pisang, Ini Dia Oleh-Oleh Khas Lampung Layak Dibawa Pulang

Sekalipun demikian, ternyata punden berundak yang ada di taman ini jumlahnya sudah berkurang. 6 buah punden sudah rusak karena berbagai faktor.

Foto By @ninaambarwati17

Nah, tugas kita nih untuk ikut menjaga 7 punden yang masih ada supaya generasi di bawah kita tetap bisa melihat bukti sejarah pada masa lalu.

Punden terbesar adalah punden nomor enam dengan total 3 undakan dengan tinggi sekitar 7 m.

Punden ini sering digunakan masyarakat pada masa itu untuk melakukan pemujaan pada arwah nenek moyang atau ritual yang bersifat religious, dapat juga digunakan sebagai makam.

Selain itu, di situs purbakala ini terdapat juga batu mayat yang dahulu difungsikan sebagai lokasi upacara.

Batu mayat ini memiliki banyak bentuk, salah satu bentuk paling umum dipahami masyarakat adalah bentuk lingga dan yoni (menggambarkan organ seksual laki-laki dan perempuan).

Terdapat juga kolam Megalitik, kemungkinan besar digunakan untuk mengambil air untuk keperluan hidup atau ritual religious.

Sekalipun merupakan suatu situs purbakala yang diakui oleh pemerintah sebagai cagar budaya, namun nampaknya taman ini belum begitu ‘ramah wisatawan’.

Jangan heran bila teman-teman kesulitan untuk menemukan lokasi parkir karena memang kondisinya sangat sepi. Alangkah baiknya ketika sampai, segera pergi ke Pusat Informasi.

Di Pusat Informasi ini, rekan-rekan traveller bisa sekaligus meminta tolong atau menitipkan kendaraan yang dipakai.

Di tempat ini pula, petugas akan mulai menujukkan mengenai koleksi-koleksi yang ada di Taman Pugung Raharjo ini. Dijelaskan juga mengenai asal usul, latar belakang terbentuknya Taman Purbakala ini.

Foto By @dwirahmasuryanuari

Nah, lokasi situs atau Taman Purbakala itu sendiri, letaknya cukup jauh dari Pusat Informasi yaitu kira-kira 1km.

Ketika berkeliling, rekan-rekan traveller juga akan dipandu oleh petugas untuk menjelaskan mengenai fungsi taman beserta dengan setiap detail koleksi yang ada di sana.

Rekan-rekan bisa menikmati pemandangan alam sekitar sambal melihat koleksi-koleksi yang ada.

Nah, salah satu tujuan wisata di tempat ini adalah bukit Teletubies, yaitu sebuah bukit rumput yang terletak agak di sisi atas dan memungkinkan kita untuk menikmati pemandangan taman dari ketinggian.

Lanjut:  10 Rekomendasi Homestay Murah, Bersih dan Nyaman di Daerah Lampung Mulai Dari Rp.150.000 Saja
Foto By @erimameyana

Di tempat ini, wisatawan biasanya berhenti sejenak untuk mengambil gambar, mengabadikan kenang-kenangan dalam bentuk foto.

By the way, untuk bisa menikmati semua fasilitas dan mempelajari mengenai sejarah bangsa kita tadi, ternyata diperlukan biaya 8 ribu saja.

Hmm… murah kan? Padahal dengan biaya hemat ini para traveller sudah bisa menikmati semua fasilitas dan pengetahuan di sini

Tapi sisi lain, tentunya akan sangat menghambat perkembangan wisata di daerah ini.

Sekedar saran nih… karena kitalah yang bertanggung jawab untuk melestarikan budaya dan wisata bangsa kita, yuk, sama-sama bantu mempromosikan Taman Purbakala Pugung Raharjo ini.

Bisa juga nih dengan ikut melakukan penelitian di taman purbakala ini, membuat suatu makalah, mempelajari struktur batuan di situs ini.

Foto By @fanboy_osh94

Ajak organisasi masyarakat atau himpunan mahasiswa untuk bersama-sama melestarikan situs ini.

Rekan-rekan bisa memberikan biaya tarif masuk yang murah dan sepadan dengan pengetahuan serta pemandangan alam yang akan dinikmati.

Bisa juga dengan membuat postingan di media social mengenai keistimewaan objek wisata ini sehingga memancing banyak wisatawan lain untuk datang ke tempat ini.

Jika bukan kita yang melestarikan budaya dan wisata kita, maka siapa lagi? Yuk, bersama-sama bahu-membahu menciptakan wisata kelas dunia di negara kita. Selamat berlibur dan selamat menikmati pengetahuan. Salam traveller.


Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!