Apa Tujuan Didirikannya Museum Ronggowarsito Semarang

Lokasi: Jl. Abdul Rahman Saleh No.1, Kalibanteng, Semarang Barat, Jawa Tengah 50149
Map: Klik Disini

Buka Tutup: 08.00-15.30
HTM:
Rp.2.000-Rp.4.000 per Orang
Telepon:
(024) 7602389

Foto By @kartikarani_k

Kota Semarang memang menyimpan sejuta tempat wisata dan banyak sekali pariwisata yang sangat menarik di ibukota propinsi Jawa Tengah itu.

Daerah yang mendapat julukan sebagai kota Atlas itu juga memiliki salah satu peranan dalam bidang sejarah dan membangun museum yang berisi benda-benda purbakala tentang masa lalu.

Benda-benda purbakala dimaksud yaitu temuan fosil-fosil makhluk hidup yang pernah menghuni bumi Nusantara ini selama jutaan tahun lalu.

Dalam museum tersebut, para pengunjung bisa melihat laporan sejarah tentang masa lalu dari zaman phitechantropus Erectus sampai Homo Erectus.

Selain itu, juga ada skema tentang hewan gajah yang berevolusi dari Paleomastodon menjadi Stegodon lalu jadi Mamooth dan akhirnya menjadi gajah Asia dan Afrika.

Foto By @sitha_afril

Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak sekali wilayah yang menjadi situs-situs purbakala seperti situs Sangiran, Ngandong, Wajakensis, Blora, Kudus dan tempat lainnya.

Hal ini menjadi bukti bahwa daerah kecamatan di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi wilayah yang baik untuk dijadikan tempat tinggal serta bercocok tanam bagi manusia maupun hewan purbakala di masa silam.

Semua cerita misteri sejarah tentang purbakala masa lalu di tanah Jawa serta perkembanganya bisa dilihat para pengunjung di Museum Ronggowarsito di Jl. Abd Rahman Saleh No.1 Kalibanteng Kulon, Semarang, Jawa Tengah Indonesia.

Lokasi museum tersebut berada di kota Semarang sebelah barat dan sangat dekat dengan Bandara Ahmad Yani.

Dari Tugu Muda, menuju ke arah barat sekitar 1 km dan ada petunjuk arah di sebelah selatan jalan yang akan menuntun hingga sampai di museum Ronggowarsito.

Museum Ronggowarsito dibangun sekitar tahun 1975 sebagai gedung penyimpanan atau pengelolaan benda-benda berharga seperti fosil yang ditemukan di daerah Jawa.

Foto By @islamnusantaracenter

Pendiri museum ini adalah pemerintah daerah kota Semarang. Gedung tersebut mulai dibuka dan berdirinya diresmikan pada tanggal 5 Juli 1989 oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Prof. DR Fuad Hasan.

Namun sayang, museum bersejarah ini tidak memiliki website sendiri dan para pengunjung tidak bisa melihat profil tentang museum Ronggowarsito.

Sebenarnya web memiliki manfaat yang besar sebagai arsip untuk menyimpan artikel dan juga foto seperti situs Wikipedia.

Selain itu, web juga bisa berfungsi untuk memberikan informasi tentang deskripsi, fasilitas yang ada serta keunikan koleksi dan juga jam berapa museum mulai dibuka.

Di museum ini kadang-kadang juga diadakan job fair ataupun pameran dengan htm yang berbeda dengan hari-hari biasa atau harga khusus.

Lanjut:  Curug 7 Bidadari Semarang

Biasanya jadwal untuk pameran dan job fair bisa dilihat melalui website pemerintah kota Semarang ataupun iklan yang ada di kantor-kantor kementrian daerah Semarang.

Harga Tiket Masuk
❤️

Foto By @kartikarani_k

Untuk harga tiket masuk ke museum Ronggowarsito memang tergolong murah, karena bagi pengunjung dewasa cukup membayar tiket sekitar Rp.4.000 saja..

Sedangkan untuk pengunjung anak-anak, cukup membayar tiket sebesar Rp.2.000 saja. Bagi para wisatawan asing memang dikenakan biaya tiket yang lebih besar lagi yaitu sekitar 10 ribu per orang.

Museum Ronggowarsito buka setiap hari mulai pukul 08.00 dan akan ditutup pada pukul 15.30 WIB.

Museum ini memiliki luas sekitar 2 hektar yang terdiri dari 4 gedung, yaitu A, B, C dan D. Masing-masingnya mempunyai 2 lantai untuk menyimpan berbagai koleksi benda purbakala dengan pengelolaan sistematis sesuai perjalanan sejarah bumi Indonesia.

Koleksi Sejarah
❤️

Foto By @kartikarani_k

Di depan gedung Museum Ronggowarsito yaitu pada pintu masuk terdapat tulisan Museum Jawa Tengah Rangga Warsita beserta 4 meriam besar bekas kerajaan Demak.

Memasuki halaman depan museum terdapat beberapa patung kuda yang menarik kereta pangeran Arjuna dari kerajaan Hastina Pura.

Memasuki ruangan gedung museum maka akan segera bertemu dengan bapak petugas pengelola yang melayani penjualan tiket.

Di ruangan tersebut terletak batu peresmian gedung museum Ronggowarsito yang tertulis sejak tanggal 5 Juli 1989.

Di beberapa tembok terdapat peta wilayah atau denah Jawa Tengah beserta dengan makalah keterangan daerah administratifnya.

Selanjutnya ada sebuah ruangan gedung A lantai 1 yang memiliki gapura kayu berbentuk ukir-ukiran seperti dalam rumah adat Jawa kuno.

Dan di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah beber wayang yang besar berdiri tegak di tengah-tengah ruangan.

Di pinggir ruangan tersebut juga terdapat peta wilayah Jawa Tengah beserta gambar bola dunia dan batu-batuan yang diletakkan dalam lemari kaca.

Di ujung ruangan tersebut terdapat patung gajah besar sebagai salah satu hewan purbakala yang pernah hidup di tanah Nusantara.

Foto By @wahyumarsudi

Di sebelah patung gajah tersebut terdapat fosil kerangka hewan purba gajah yang hidup sejak jutaan tahun lalu. Ada juga fosil gading Stegodon yang diperkirakan sudah berusia sekitar 1 juta tahun lalu.

Selain itu, terdapat pula replika tengkorak manusia jenis Pithecantropus yang bentuknya kecil sehingga kemungkinannya jenis manusia purba ini belum memiliki peradaban.

Ada juga koleksi tengkorak manusia modern atau Homo Erectus yang diambil dari sebuah kuburan di daerah Jawa Tengah sejak tahun 1980-an.

Lanjut:  Jangan Lewatkan 6 Referensi Tempat Wisata Malam Hari di Daerah Ungaran Yang Paling Cantik Ini

Tentu saja bentuk tengorak manusia modern tersebut berukuran besar dan sudah memiliki volume atau isi otak yang besar dan bisa digunakan untuk berpikir serta menciptakan sebuah peradaban baru.

Ada juga sebuah lukisan manusia purba dengan judul Homo Erectus yakni Seorang Pemburu dan yang diburu.

Hal ini karena Homo Erectus memang bertahan hidup dengan cara berburu ikan maupun binatang-binatang kecil.

Foto By @aryamikhail

Selain itu, dia juga kerap menjadi incaran binatang buas yang selalu siap memangsa dan Homo Erectus harus selalu waspada agar bisa bertahan hidup dan tidak menjadi incaran binatang buas.

Dalam hal ini, Homo Erectus sudah bisa menggunakan kayu dan batu serta logam sebagai senjata untuk berburu maupun membela diri.

Ada juga miniatur atau diorama dimana letak wilayah yang disukai bagi kehidupan manusia purba Homo Erectus dan berburu dengan menggunakan tombak kayu bermata logam.

Di ruangan tersebut ada juga beberapa koleksi patung Budha dari batu yang berwarna hitam. Ada patung berukuran kecil, menengah dan besar.

Ada juga koleksi benda-benda jaman dahulu seperti lampu kuno gantung, mangkuk emas, cermin, uang logam perak, kentongan, lonceng biara dan lainnya.

Masih banyak koleksi patung yang lainnya dan bentuknya juga bermacam-macam. Selain itu, ada juga miniatur kapal layar yang bentuknya sangat kuno dan biasa digunakan nenek moyang kita untuk menjelajahi samudera.

Di sekeliling miniatur kapal tersebut terdapat beberapa gambar dan tulisan tentang dunia samudera yang menempel pada dinding.

Foto By @kartikarani_k

Sementara itu pada gedung C terdapat ingormasi sejarah tentang pengertian perkembangan Islam di tanah Jawa dan beberapa papan gambar serta informasi.

Tedapat pula miniatur bangunan masjid Demak yang terbuat dari kayu. Selain itu, ada juga beberapa peninggalan alat musik gending dan wayang peninggalan dari para Wali Songo.

Ada pula sebuah meriam yang merupakan peninggalan dari kerajaan Demak Bintoro sebagai kerajaan Islam di tanah Jawa.

Terdapat juga peninggalan tandu yang membawa Jenderal Soedirman ketika melakukan perang gerilya melawan penjajah Belanda.

Ada beberapa miniatur pertempuran yang pernah terjadi di pulau Jawa. Ada juga lukisan beberapa pahlawan Indonesia diantaranya Raden Ajeng Kartini dan Nyi Ageng Serang serta Raden Cipto Mangunkusumo.

Ada juga ruang koleksi emas yang biasa dipakai para raja dan permaisuri dalam kerajaan di Nusantara seperti kalung, gelang, hiasan lengan dan kaki serta hiasan kepala dan lainnya.

Ada pula mangkuk yang terbuat dari emas dan beberapa koleksi benda lainnya yang terbuat dari logam emas.

Lanjut:  Masjid Kauman Semarang

Ada juga cincin perhiasan yang terbuat dari emas dan banyak sekali macamnya dan cincin stempel yang biasa digunakan kerajaan di Nusantara sebagai tanda atau cap kerajaan.

Foto By @aryamikhail

Sedangkan di lantai 2 terdapat koleksi-koleksi benda yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat di masa lalu yang masih menggunakan alat-alat tradisional.

Ada diorama jaring nelayan yang biasa digunakan untuk menangkap ikan di laut, ada juga diorama tungku sebagai tempat untuk memasak nasi dan air.

Selain itu, ada juga peralatan yang digunakan untuk membajak sawah berupa kayu yang ditarik sapi atau kerbau.

Ada pula peralatan tradisional untuk penggilingan tebu berbentuk kayu yang ditarik seekor sapi dengan jalan memutar untuk memeras tebu yang ada di tengah-tengahnya.

Bahkan ada juga koleksi perahu kecil yang biasa digunakan para nelayan untuk mencari ikan di laut.

Koleksi lainnya adalah kereta kuda atau pedati yang biasa digunakan untuk mengangkut barang atau orang.

Banyak sekali koleksi keris yang bisa kita lihat dan ada beberapa model dan jenis berukuran kecil ataupun besar.

Ada pula diorama pembuatan keris secara tradisional yang semuanya hampir menggunakan tenaga manusia dalam pemanasan dan pembentukan logam keris hingga menjadi sebuah senjata mumpuni.

Koleksi lainnya adalah dari segi Islam yaitu Al Qur’an hasil tulisan tangan yang berasal dari Semarang dan ada pula manaqib atau tulisan sejarah kisah hidup Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani tulisan tangan.

Foto By @islamnusantaracenter

Ada pula naskah Tauhid yang ditulis dalam bahasa Arab dan hasil tulisan tangan serta naskah cetakan Al Qur’an dari kota Pekalongan.

Ada pula koleksi tulisan tangan yang dibuat dengan cara diukir diatas daun lontar dan menjadi cirri khas masyarakat Nusantara di masa lalu.


Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!